Kewajiban menurut FASB | Gudang artikel

Kewajiban menurut FASB

Sabtu, 12 Januari 2019

Kewajiban menurut FASB adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/ menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti dimasa datang. Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham)tidak termasuk dalam pengertian pengorbanan sumber pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang membentuk kewajiban karena untuk menjadi kewajiba pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar kebijakan atau keleluasaan manajemen yntuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah maupun dalam saat transfer.  Transaksi atau kewajiban masa lalu menimbulkan keharusan sekarang pada tanggal pelaporan yang berarti bahwa seandainya pada saat sekarang perusahaan harus mengorbankan manfaat ekomonik maka hal tersebut harus dilakukan. Keharusan sekarang yang menimbulkan kewajiban dapat bersifat kontraktual, kontruktif, demi keadilan, dan bergantung.
Timbulnya aset sering harus diimbangi dengan timbulnya kewajiban. Dalam kondisi tertentu, kewajiban tidak dapat timbul tanpa diimbangi aset yang dikuasai perusahaan. Hal ini disebut hak-kewajiban tak bersyarat. Kalau aset mengalami tiga tahap perlakuan (pemerolehan, pengolahan, dan penyerahan), kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan yaitu: penanggungan (pengakuan terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian).
Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa kriteria pengakuan dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu : ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisma, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan keterukurannilai kewajiban.
Kewajiban nonmoneter berupa keharusan menyerahkan barang atau jasa masih memenuhi definisi kewajiban. Kewajiban nonmoneter tidak perlu dipisahkan dalam porsi yang menunjukkan kos untuk menutup penyediaan barang/jasa san porsi yang menunjukkan laba tangguhan. Kewajiban secara umum dinilai atas dasar jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya saat itu kewajiban harus dilunasi. Jumlah ini disebut nilai pelunasan sekarang ( current settlement value ). Sesuai dengan atributnya kewajiban dapat dinilai atas dasar harga pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai diskunan aliran kas masa datang.
Pembebasan substantif  adalah suatu keadaan yang dicapai pada saat debitor telah menempatkan kas atau aset lainnya ke perwalian yang ditunjukkan semata-mata untuk pelunasan utang tertentu (dan tidak dapat ditarik kembali ) dan pada saat ini dapat dipastikan bahwa debitor tidak lagi harus melakukan pembayaran karena dana yang terkumpul dan aliran kas dari aset tersebut cukup untuk menutup pokok pinjaman dan bunga.

0 komentar:

Posting Komentar