Akuntansi | Gudang artikel
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi. Tampilkan semua postingan

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA

Selasa, 29 Januari 2019


Rerangka akuntansi pokok menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan. Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar.
Paton dan Littleton menyatakan bahwa informasi perubahan harga akan berkurang manfaatnya atau maknanya atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali tanpa disertai dengan informasi atau dasar kos historis. Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sama pada waktu berbeda. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital.masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya; finansial atau fisis.
Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan dapat dikategori menjadi pos moneter dan nonmoneter. Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nnonmoneter berkaitan dengan untung atau rugi penahanan. Perubahan harga terdiri atas perubahan harga umum, spesifik, dan realitif. Perubahan harga umum mencerminkan perubahan nilai tukar atau daya beli uang. Perubahan harga spesifik mencerminkan perubahan karakteristik barang tertentu akibat teknologi atau selera terhadap barang. Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan harga spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum dipertahankan.
Perubahan harga umum dapat menimbulkan untung atau rugi daya beli yang tidak tampak dalam akuntansi kos historis. Perubahan harga spesifik menimbulkan untung atau rugi penahanan yang meekat pada laba kos historis. Untung atau rugi penambahan merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam menilai kinerja perusahaan dan manajemen yang sesungguhnya.
Tiga faktor penentu laba dalam konteks perubahan harga yaitu dasar penilaian, definisi kapital, dan skala pengukuran. Kapital dimaknai sebagai kapital fisis, kos sekarang merupakan dasar penilaian kapital fisis. Daya beli konstan digunakan sebagai unit pengukuran laba, untung atau rugi daya beli akan dapat ditentukan dan dapat dikeluarkan dari laba atas dasar kos historis atau kos sekarang. Untung atau rugi daya beli timbul karena perusahaan menahan aktiva moneter bersih selama perioda tertentu.

Pengertian Biaya Dalam Akuntansi

Minggu, 27 Januari 2019

BIAYA
Biaya mempunyai dua karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus. Rugi dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara tidak langsung berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi, kegiatan, atau sumber berupa kegiatan peripheral, transfer nontimbal- balik, penahanan aset, atau factor lingkungan.
kriteria pengakuan pendapatan adalah pemanfaatan dan kelenyapan. Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat ekonomik masa datang telah lenyap. Biaya diukur dengan kos yang sebelimnya melekat pada aset. Bagian kos yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab-akibat, alokasi sistematik dan rasional, atau pengakuan segera.
Dengan periode sebagai takaran, alokasi sistematik lebih menggambarkan kelayakan ekonomik daripada pembebanan langsung semua manfaat pada saat terjadinya atau dari pada pendekatan tanpa alokasi. Alokasi kos bergabung atau bersama yang paling valid secara teoretis adalah alokasi atau dasar harga pasar relatif. Makna alokasi antarperiode adalah penundaan pembebanan kos yang merepresentasi manfaat ekonomik aset. Kos dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatan kalau kos dapat dikaitkan secara cukup pasti dengan pendapatan masa datang.
Semua rugi yang nyata-nyata telah terjadi harus segera diakui tanpa harus memandang apakah rugi tersebut berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pembebanan arbitrer lebih valid dibanding penundaan pembebanan kos yang tidak lagi merepresentasi manfaat ekonomik.
Bila biaya dipanang dalam arti luas, penandingan pendapatan dan biaya dapat didasarkan atas penandingan produk, perioda, dan arbitrer.
Depresiasi merupakan bagian dari kos aset tetap yang dianggap telah menghasilkan pendapatan. Penyerapan kos aset secara sistematik dan rasional atas dasar pala penyerapan lebih menggambarkan operasi yang faktual dan objektif dibanding pembebanan langsung pada saat diperolehnya aset. Akuntansi depresiasi adalah proses alokasi sistematis dalam rangka penandingan biaya dan pendapatan. Depresiasi bukan penurunan nilai aset melainkan bagian kos yang merepresentasi biaya dalam rangka mendatangkan pendapatan dalam suatu perioda. Konsep depresiasi juga berlaku untuk aset takberwujud, sumber alam, dan tanah yang terbatas manfaat ekonomiknya. Goodwill dapat diinterpretasi sebagai kemampuan melaba di atas normal, atribut spesifik yang dapat dipisahkan, atau akun penilaian induk. Kos organisasi harus segera mulai diamortisasi manakala ada tanda-tanda penurunan atau penciutan yang berlanjut baik dalam laba, lingkup kegiatan, ataupun modal perusahaan.     

Pengertian Pendapatan Dalam Akuntansi

Sabtu, 26 Januari 2019

PENDAPATAN
 Teori tentang pendapatan menyangkut masalah definisi , pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan. Dengan konsep aliran masuk pendapatan adalah kenaikan aset. Dari konsep aliran keluar, pendapatan adalah penyerahan produk yang diukur atas dasar penghargaan produk tersebut. Secara netral, pendapatan adalah produk perusahaan sebagai hasil dari upaya produktif. Pendapatan diukur engan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari pelanggan.
Perbedaan pendapatan dangan utang semata-mata ditunjukkan untuk kepentingan pengungkapan atas dasar sumber pendapatan bukan untuk membedakan esensi keduanya sebagai pendapatan. Pendaparan atau utang yang berasal dari kegiatan insidental, transfer non timbal-balik, penahanan aset, dan factor lingkungan tidak dengan sendirinya merupakan pos non operasi.
Untuk dapat diakui, pendapatan harus terrealisasi dan terbentuk. Pendapatan terbentuk dengan terjadinya seluruh kegiatan perusahaan. Pendapatan terrealisasi dengan adanya perubahan bentuk produk menjadi kas atau aset lain melalui transaksi pertukaran. Saat penjualan merupakan saat yang paling utama dan menjadi standar dalam pengakuan pendapatan karena pada saat itu pendapatan telah terbentuk dan terrealisasi. Keberatan terhadap dasar penjualan dapat diatasi secara mudah dengan pencadangan kos purna –jual, potongan tunai, kembalian, dan kerugian piutang.
Pengakuan pada saat kontrak, atas dasar kemajuan produksi, pada saat produksi selesai, dan pada saat terkumpul merupalkan penyimpangan dari pengakuan standar atas dasar penjualan. Pada saat kontrak, pendapatan tidak dapat diakui karena belum terjadi pembentukan pendapatan. Dengan konsep  iatan intrhomogenitas kos serta upaya dan hasil, pendapatan dapat diakui atas dasar tingkat selesainya produksi bila periode bila dipertahankan sebagai takaran pengukuran laba. Pendapatan dapat diakui pada saat produk selesai bilamana syarat cukup pasti terealisasi dipenuhi. Pendapatan atas dasar kas harus ditandingkan dengan biaya dasar akurat.
Secara definisional, akresi merupakan pendapatan karena tia merefleksi kenaikan aset dan berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Selama jangka waktu persiapan, pemeliharaan, dan pertumbuhan, semua kos yang selayaknya telah terjadi dapat diakumulasi menjadi kos yang akan dibebankan terhadap pendapatan yang diharapkan diperoleh pada waktu penjualan produk bersangkutan.
Potongan tunai dan keringanan- keringanan yang terjadi dalam penelitian barang atau jasa bukanlah merupakan pendapatan melainkan merupakan pengurangan kos aset yang diperoleh. Penghematan kos yang terjadi dalam pembelian dengan harga murah bukanlah merupakan laba walaupun hal tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap laba neto yang akhirnya terealisasi.
Kaidah pengakuan pendapatan masih terlalu umum untuk diaplikasi pada tingkat perusahaan. Kaidah trsebut hrus dijabarkan dalam bentuk kebijakan akuntansi atau prosedur akuntansi untuk menentukan kegiatan internal yang dapat dijadikan tanda atau pemicu pengakuan pendapatan.

Pengertian Kewajiban Dalam Akuntansi

Rabu, 23 Januari 2019

KEWAJIBAN
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu :pengorbanan manfaat ekonomik masa datang, menjadi keharusan sekarang, dan timbul akibat transaksi atau kejadian masa lampau. Kewajiban didukung oleh keharusan membayar kas, teridentifikasinya terbayar, dan terpaksakan secara hukum.
Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan keharusan sekarang pada tanggal pelaporan yang berarti bahwa seandainya pada saat sekarang perusahaan harus mengorbankan manfaat ekonomik maka hal tersebut harus dilakukan. Keharusan sekarang yang menimbulkan kewajiban dapat bersifat kontraktual, konstruktif, demi keadilan, dan bergantung. Tiga tahap perlakuan kewajiban adalah : penanggungan, (pengakuan terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian). Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Untuk menandai bahwa kriteria pengakuan terpenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu : ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisma, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan keterukuran nilai kewajiban. Utang obligasi diukur dan diakui atas dasar jumlah rupiahb yang diterima dalam penerbitan obligasi.
Sesuai dengan atributnya, kewajiban dapat dinilai atas harga pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai diskunan aliran kas masa datang. Kewajiban dapat dinyatakan lenyap dan diakui dari catatan bila debitor telah (a)membayar kreditor dan terbebaskan dari semua keharusan yang melekat pada kewajiban dan (b) dibebaskan secara hukum sebagai penanggung utang utama oleh keputusan pengadilan atau kreditor. Tiga perlakuan terhadar selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan atau penarikan yaitu : (a) diamortisasi selama sisa umur semua utang yang dilunasi, (b) diamortisasi selama umur utang baru, dan (c) diakui sebagai laba atau rugi pada saat penarikan.
Pembebasan substantif adalah suatu keadaan yang dicapai pada saat debitor telah menempatkan kas atau aset lainnya ke perwalian yang ditunjukkan semata-mata untuk pelunasan utang tertentu (dan tidak dapat ditarik kembali) dan pada saat itu dapat dipastikan bahwa debitor tidak lagi harus melakukan pembayaran karena dana yang terkumpul dan aliran kas dari aset cukup untuk menutup pokok pinjaman dan bunga. Kewajiban hendaknya tidak dikompensasi dengan aset yang berkaitan dan dilaporkan jumlah bersihnya saja kecuali dalam keadaan khusus yang didalamnya pihak pelapor mempunyai hak mengontra (right to setoff)

Kewajiban menurut FASB

Sabtu, 12 Januari 2019

Kewajiban menurut FASB adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/ menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti dimasa datang. Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham)tidak termasuk dalam pengertian pengorbanan sumber pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang membentuk kewajiban karena untuk menjadi kewajiba pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar kebijakan atau keleluasaan manajemen yntuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah maupun dalam saat transfer.  Transaksi atau kewajiban masa lalu menimbulkan keharusan sekarang pada tanggal pelaporan yang berarti bahwa seandainya pada saat sekarang perusahaan harus mengorbankan manfaat ekomonik maka hal tersebut harus dilakukan. Keharusan sekarang yang menimbulkan kewajiban dapat bersifat kontraktual, kontruktif, demi keadilan, dan bergantung.
Timbulnya aset sering harus diimbangi dengan timbulnya kewajiban. Dalam kondisi tertentu, kewajiban tidak dapat timbul tanpa diimbangi aset yang dikuasai perusahaan. Hal ini disebut hak-kewajiban tak bersyarat. Kalau aset mengalami tiga tahap perlakuan (pemerolehan, pengolahan, dan penyerahan), kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan yaitu: penanggungan (pengakuan terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian).
Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa kriteria pengakuan dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu : ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisma, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan keterukurannilai kewajiban.
Kewajiban nonmoneter berupa keharusan menyerahkan barang atau jasa masih memenuhi definisi kewajiban. Kewajiban nonmoneter tidak perlu dipisahkan dalam porsi yang menunjukkan kos untuk menutup penyediaan barang/jasa san porsi yang menunjukkan laba tangguhan. Kewajiban secara umum dinilai atas dasar jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya saat itu kewajiban harus dilunasi. Jumlah ini disebut nilai pelunasan sekarang ( current settlement value ). Sesuai dengan atributnya kewajiban dapat dinilai atas dasar harga pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai diskunan aliran kas masa datang.
Pembebasan substantif  adalah suatu keadaan yang dicapai pada saat debitor telah menempatkan kas atau aset lainnya ke perwalian yang ditunjukkan semata-mata untuk pelunasan utang tertentu (dan tidak dapat ditarik kembali ) dan pada saat ini dapat dipastikan bahwa debitor tidak lagi harus melakukan pembayaran karena dana yang terkumpul dan aliran kas dari aset tersebut cukup untuk menutup pokok pinjaman dan bunga.

REVIEW ATAS EARNING MANAJEMEN DAN IMPLIKASINYA DALAM STANDAR SETTING

Kamis, 10 Januari 2019

REVIEW ATAS EARNING MANAJEMEN DAN IMPLIKASINYA DALAM STANDAR SETTING
 
PENDAHULUAN

Tujuan utama dari review ini adalah untuk meringkas implikasi dari fungsi secara logika earning manajemen untuk membantu akuntansi dalam standar dan pengaturan menilai hal earning manajemen dan keseluruhan dari integritas dari pelaporan keuangan, yang diarahkan untuk mengidentifikasi semua keberhasilan di bidang akademis di masa mendatang atas earning manajemen. Dalam earning manajemen yang merupakan implikasi dari pendekatan teori keagenan (agency theory) memberikan gagasan terhadap laba operasi perusahaan diharapkan dengan berbagai kepentingan, disatu sisi manajer mengingginkan imbalan yang cukup besar untuk kemakmuran dengan kinerja perusahaan yang dihasilkan. Prinsip sebagai pemilik, maka manajemen berupaya untuk mengendalikan earning (laba) pada suatu periode. Informasi earning manajemen memainkan peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan yang diterbitkan, sehingga menyebabkan manajemen berusaha untuk mengelola earning dalam usahanya mmbuat entitas agar tampak bagus secara finansial. Laporan keuangan diharapkan dapat menggambarkan informasian tentang kinerja keuangan perusahaan tentang kinerja keuangan perusahaan dan bagaimana manjemen perusahaan dibebeni tanggungjawab stewardship kepada pemilik.
               Pengaturan standard (stander setters) mendefinisikan bahasa akuntansi deimana manajemen menggunakan untuk berkomunikasi denganstokeholder eksternal perusahaah. Perandari standard dan pelaporan keuangan menyiratkan bahwa standard menambah nilai jika laporan keuangan memungkinkan mereka untuk secara efektif melukiskan perbedaan di dalam kinerja dan posisi ekonomi perusahaan dalam suatu cara yang terpecaya dan tepat waktu. Pengaturan standard diharapkan untuk mempertimbangkan konflik antara relevansi  dan lebih sedikit informasi tepat waktu atas suatu kierja perusahaan
Laporan keuangan adalah untuk menyampaikan informasi para manajer atas kinerja mereka, standard haris mengijinkan para manajer untuk menjustifikasi dalam pelaporan keuangan.

PENGERTIAN EARNING MANAJEMEN

            Earning manajemen adalah earning manajemen terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan (judgementnya) dalam pelaporan keuangan dan didalam perancangan transaksi yang terstuktur untuk mengubah laporan keuangan yang dapat menyesatkan stokeholder tentang dasar kinerja ekonomi perusahaan atau untuk memengaruhi hasilsesuai kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporankan.Pengertian earning manajemen dilihat dari sudut etika dapat diartikan sebagai suatu tindakan manajemen yang berkiblat pada dilaporkannya pendapatan dan keuntungan ekonomi yang tidak benar untuk organisasi dan faktanya dalam jangka panjang serta terjadinya kerusakan.
            Pengertian earning manajemen menurut Schipper mendefinisikan earning manajemen sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
            Beberapa aspek dari definisi ini pantas didiskusikan. Pertama ada banyak jalan bahwa para manajer dapat berlatih menjustifikasi pelaporan keuangan. Kedua, bahwa definisi kita membingkai sasaran earning manajemen sebagai hal yang menyesatkan stakeholders tentang dasar kinerja ekonomi yang dipastikan.

BENTUK EARNING MANAJEMEN
  1. Taking a Bath
Bentuk ini mengakui adanya biaya pada periode mendatang dan kerugian pada periode berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak menguntungkan, tidak dapat dihindari pada periode tersebut.
  1. Income Minimization
Dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berujud dan mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya.


  1. Income Maximization
Bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Income maximization dilakukan pada saat laba menurun.
  1. Income Smoothing
Perataan pendapatan (Income Smoothing) dapat didefinisikan sebagai suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas urut-urutan target yang terlihat, karena adanya manipulasi variabel-variabel akutansi semu atau transaksi riil (Konch dalam Solno dan Baridwan, 2000)

PENGUJIAN ATAS INSENTIF EARNING MANAJEMEN

Pertama, mereka harus mengidentifikasi manajer melaporkan insentif. Kedua, mereka harus mengukur efek dari menggunakan pertimbangan manajer akuntansi dalam beragam pilihan metode akuntansi atau pos akrual tak diduga.
            1.Motivasi Pasar  Modal
            Pertama, kita mendiskusikan bukti atas apakah earning manajemen nampak seperti digunakan untuk pertimbangan bursa saham. Kedua, kita menguji pos akrual spesifik yang nampak seperti digunakan untuk earning manajemen. Ketiga, kita meninjau ulang bukti atas besarnya dan frekuensi bursa saham earning manajemen yng termotivasi.Terakhir, kita meninjau ulang apakah earning manajemen untuk tujuan bursa saham mempengaruhi alokasi sumber daya.
            2. Motivasi Kontrak
            3. Motivasi Regulasi
Terdapat bukti yang pantas dipertimbangkan bank yang berkaitan dengan kebutuhan modal minimum terlalu menekankan ketentuan kerugian pinjaman, mengecilkan pencoretan pinjaman dan mengenali realisasi abnormal kas surat-surat berharga (Mayer 1950; Scoleset al. 1990;Beatty et al.1995; Collins et el.1995).
4. Implikasi Standar Setting terhadap Earning Manajemen
            Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan keseragaman dan pemahaman yang memadahi atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan salah bila tidak didukung aturan tentang penyusunan laporan keuangan yaitu standar laporan keuangan. Asumsi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah pemisahan antara manajemen dengan pemilik, kontinuitas usaha dan dasar akrual.
            Magnan dan Cormier (1997) menyatakan bahwa terdapat tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer berkaitan dengan praktek manajemen laba, yaitu:
1)      Minimisasi biaya politis ( political cost minimization)
2)      Maksimalisasi kesejahteraan manajer (manager wealth maximization)
3)      Minimisasi biaya finansial (minimization of financial costs)

            Teori keagenan (agency theory) menekankan bahwa angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik antara pemilik perusahaan dan pengelolanya atau manajer.
            Klasifikasi unsur-unsur laporan keuangan yang dijadikan sasaran perekayasaan oleh Foster (1986) :
1)      Unsur penjualan, yakni saat pembuatan faktur periode yang akan datang dilaporkan periode ini ataupembuatan pesanan fiktif dan down grading produk.
2)      Unsur biaya, dengan cara memecah-mecah faktur dan mencatat prepayment sebagai biaya.
Ayres (1994) mengemukakan tiga faktor yang dapat dihubungkan dengan munculnya praktek-praktek.
1)      Manajemen akrual (accrual management)
2)      Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib (adaption of mandatory accounting changes)
3)      Perubahan akuntansi secara akrual ( voluntary accounting changes)






EARNING MANAJEMENDAN SEC

      Menghadapi masalah earning manajemen SEC melalui Leviit’s Action Plan (Ketz, 1999) mencoba untuk memperbaiki pelaporan keuangan dengan cara:
1)      Mensyaratkan pengungkapan mengenai asumsi, meminta AICPA untuk menerbitkan peraturan mengenai jumlah in process R&D yang tepat untuk dihapus (write off).
2)      Mengembangkan peraturan mengenai materialitas, sehingga manajer akan memiliki keharusan untuk mempertimbangkan faktor-faktor kuantitatif.
3)      Memiliki FASB untuk membantu mengklarifikasi isu-isu akuntansi tertentu seperti pendefinisian liabilities.
4)      Staf  pelaksana SEC akan menguji laporan perusahaan yang memiliki beban restrukturisasi write off in process R&D dan sejenisnya.
5)      Meminta kepada Public Oversight Board (POB) untuk menilai ulang kinerja audit.
6)      Membentuk suatu panel untuk menginvestigasi bagaimana meningkatkan kekuatan dan efektifitas komite audit.
7)      Seluruh partisipan di pasar modal harus mempertimbangkan kembali susunan yang ada dan mencatukan bagaimana mengubah aspek-aspek yang destruktif terhadap kultur sekarang.
 KOMENTAR
Artikel tentang Review Atas Earning Manajemen dan Implikasinya Dalam Standar Setting memang dapat menambah pengetahuan kita, tapi artikel tersebut urutannya kurang berurutan serta banyak kalimat-kalimat yang mubayir.





Pengertian Ekuitas Dalam Akuntansi

Minggu, 06 Januari 2019

EKUITAS

Dari sudut pandang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dalam sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan kepada pemegang saham. Ekitas pemegang saham terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.

Ekuitas didefinisi secara sintaktik sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal yaitu hak atas penyelesaian klaim, hak penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis).

Madal setoran perlu dibedakan  dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan suatu bentuk kontrak yuridis yang harus diperhatikan keutuhannya sedangkan laba ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset. Modal setoran merupakan perubahan aset dalam rangka pendalaman (transaksi modal) sedangkan laba ditahan merupakan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi operasi). Modal setoran dapat bertambah karena pemesanan saham, konversi status obligasi, konversi status saham istimewa, deviden saham, dan hak beli saham. Modal setoran dapat berkurang karena saham treasuri. Masalah yang berkaitan dengan saham treasuri adalah (1) penentuan jumlah rupiahyang harus dianggap mempengaruhi modal setoran dan laba ditahan dan (2) pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual kembali.

Pos yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi laba laba ditahan dan dilaporkan sebagai penyesuaian laba ditahan adalah penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi –reorganisasi. Kuasi-reorganisasi dilakukan apabila terdapat defisit yang cukup besar tetapi perusahaan masih berjalan baik dan mempunyai prospek yang baik pula. Ini dilakukan untuk mengatasi keadaan yang disebut bangkrut secara teknis sehingga perusahaan bebas dari kemungkinan bangkrut atau pailit secara hukum yang mengarah ke likuidasi.

Penyusutan kewajiban dan ekuitas dalam neraca dilandasi oleh dua konsep urutan penting yaitu urutan penyerapan rugi dan urutan perlindungan. Urutan penyerapan rugi menggambarkan komponen apa yang lebih dahulu menyerap rugi sampai pihak mana (ekuitas dan kewajiban) yang akan terpengaruh. Urutan perlindungan berkaitan dengan siapa yang akhirnya yang harus menanggung rugi seandainya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian, urutan perlindungan menunjukkan siapa yang didahulukan untuk menerima distribusi aset bila perusahaan dilikuidasi.

Perubahan ekuitas harus dipisahkan dengan tegas menjadi ekuitas yang berasal dari transaksi modal dan transaksi operasi. Laba ditahan hanya akan berisi laba komprehensif yang dipindah dari statemen laba rugi dan berbagai komponen transaksi modal seperti deviden dan saham treasuri.         


Konpensasi Manajemen

Jumat, 04 Januari 2019

A.PENDAHULUAN
Konpensasi manajemen adalah berbagai bentuk imbalan yang diberikan organisasi kepada para karyawannya atas waktu, pikiran dan tenaga yang telah dikontribusikannya kepada organisasi. konpensasi manajemen adalah merupakan salah satu unsur penting dalam system pengendalian manajemen karena system kompensasi dapat mempengaruhi aggota organisasi.
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat implementasi strategi. Efektivitas peleksanaan strategi tergantung pada interaksi empat factor yaitu struktur organisasi, pengendalian manajemen, peran sumbar daya manusia, sarta budaya organisasi. Salah satu unsure yang sangat penting sumber daya manusia atau modal manusia (human capital) yang akan melaksanakan strategi. Modal manusai ini perlu dijaga oleh perusahaan dengan menciptakan system konpensasi yang dapat mendorong kinerja dan menjaga agar modal manusia tidak meninggalkan perusahaan.
 Keselarasan tujuan (goal congruence) merupakan inti dari Sistem Pengendalian Manajemen. Organisasi dapat seimbang apabila dapat mewujudkan keselarasan tujuan antara tujuan organisasi degan tujuan dari masing-masing individu atau sumberdaya manusia yang ada dalam perusahaan. Humam capital akan memberikan kontribusi yang maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan, sebaliknya kontribusi yang maksimal tersebut harus diberikan imbalan dalam bentuk kompensasi yang memuaskan. Oleh karena itu, manajemen perushaaan harus berupaya mendorong kebijakan yang dapat menjaga semangat para pekerjannya dalam melakukan pekerjaannya didalam perusahaan setiap hari, yaitu kebijakan kompensasi manajemen berbasiskan kinerja, yaitu kebijakan yang sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan dan sekaligus memuaskan seluruh human capital atau orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan. Sistem kompensasi berbasiskan kinerja ini harus dapat membedakan karyawan produktif dengan yang kurang atau tidak produktif, yang rajin dan malas, yang pintar dan kurang pintar.



B.Penemuan Penelitian Atas Insentif Organisasional
Kunci untuk memotivasi orang untuk berperilaku dalam sikap yang memajukan tujuan organisasi terletak pada cara insentif organisasi yang menghubungkan dengan tujuan individu. Insentif dapat digolongkan menjadi insentif positif atau imbalan (reward) merupakan hasil yang menambah kepuasan dari kebutuhan individu, dan insentif negatif atau hukuman adalah hasil yang mengurangi kepuasan dari kebutuhan individu. Imbalan berupa insentif adalah daya tarik untuk memuaskan kebutuhan mereka yang setiap individu tidak dapat memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi tersebut.
C.Kerakteristik Dari Rencana Kompensasi Insentif
Total kompensasi untuk manajer terdiri dari tiga komponen yaitu :
1.      Gaji
2.      Tunjangan (pension, kesehatan, dan lainya)
3.      Kompensasi insentif
Tiga komponen itu bersifat independen, tetapi yang ketiga berhubungan secara spesifik dengan fungsi pengendalian manajemen. Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi rencana insentif jangka pendek dan rencana insentif jangka panjang.
·         Rencana Insentif  Jangka Pendek (Short-Term Incentive Plans)
·         Metode Kantong Total Bonus (The Total Bonus Pool ) kantong bonus adalah jumlah bonus yang dapat dibayarkan kepada kelompok karyawan yang mempunyai kualifikasi dalam tahun tertentu. Beberapa cara untuk membentuk kantong bonus :
1.      Bonus sama dengan persentase dari laba (metode yang paling sederhana ).
2.      Bonus didasarkan kepada persentase laba per lembar saham.
3.      Bonus didasarkan laba dari modal yang diinvestasikan.
4.      Bonus didasarkan pada pertambahan laba dibandingkan laba tahun lalu.
Pada metode ini, pembayaran bonus ditetapkan pada kebijakan manajemen (komite dewan direksi) setiap tahun. Metode ini lebih fleksibel, karena pembayaran tidak ditentukan secara otomatis oleh formula dan dewan direksi dapat melakukan penilaian, namun kekurangannya adalah bonus kurang berhubungan langsung dengan prestasi sekarang ini.
·         Kompensasi Ditunda (Diferred Compensation ). Bonus dihitung secara tahunan, tetapi pembayaran dibagi ke dalam beberapa tahun (biasanya lima tahun). Pada metode ini, pembayarannya sebagian didasarkan kinerja beberapa periode yang lalu. Keuntungan dari metode ini terutama adalah mendorong para pembuat keputusan untuk berpikir jangka panjang. Kelemahannya, dalam keadaan tertentu manajer tidak akan menerima bonus yang ditunda, jika dia meninggalkan perusahaan sebelum bonus tersebut dibayarkan.
·         Rencana insentif jangka panjang (Long-Term Incentive Plans). Premis dasar dari rencana ini adalah pertumbuhan nilai saham biasa perusahaan yang merefleksikan kinerja jangkan panjang.
·         Stock option (pilihan Saham). Opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah saham, pada atau sesudah tanggal tertentu dikemudian hari. Metode ini, mernberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah saharn pada periode tertentu di masa depan dan dengan harga tertentu.
·         Saham Pantom (Phantom Shares). Saham pantom memberikan sejumlah saham kepada para manajer, tetapi hanya untuk tujuan pembukuan. Pada metode ini, perusahaan memberikan hak kepada karyawan untuk menerima uang sejumlah kenaikan nilai saham sampai tanggal tertentu. di masa depan.
·         Hak Apresiasai Saham (Performance Shares). Rencana imbalan kinerja saham adalah memberikan sejumlah lembar saham kepada manajer ketika tujuan jangka panjang tertentu telah dicapai. Biasanya tujuan adalah untuk mencapai pertumbuhan persentase pada laba per lembar saham.
·         Kinerja Unit (Performance Unit). Pada rencana kinerja unit, bonus tunai dibayarkan ketika target-target jangka panjang tertentu tercapai. Metode ini merupakan penggabungan hak apresiasi saham dengan kinerja saham.
D. Insentif Untuk Pejabat Korporat
Total bonus pool dibagi untuk manajer korporat dan manajer unit bisnis. Setiap manajer korporat, kecuali CEO, bertanggung jawab atas sebagian kinerja perusahaan secara keseluruhan, sehingga atas bonus (biasanya bersifat subyektif, karena sulit mengukur). Kompensasi untuk CEO biasanya didiskusikan oleh dewan direksi berupa komite kompensasi .
E. Insentif Untuk Manajer Unit Bisnis
            Jenis-jenis insentif:
a.       Insentif bisa berupa finansial dan psikologi
b.      Besar Bonus Relatif Terhadap Gaji
Ada dua pemikiran tentang bagaimana komposisi imbalan tetap (gaji dan tunjangan) dan variable (bonus insentif) dalam total kompensasi manajer. Pemikiran pertama, merekrut orang baik, membayar mereka dengan baik dan mengharap kinerja baik. Pemikiran kedua, merekrut orang baik, mengharap mereka bekerja dengan baik dan membayar mereka dangan baik jika kinerja sesungguhnya baik.
c.       Tingkat Batas (Cutoff Levels)
Rencana bonus mempunyai tingkat batas atas (bonus maksimum yang dicapai) dan
batas bawah (tidak diberi bonus).
d.      Basis Bonus
Bonus insentif manajer unit bisnis didasarkan pada total laba perusahaan atau pada
laba unit bisnis atau kombinasi dari keduanya.
Kriteria Kinerja (Performance Criteria)
1.      Kriteria Keuangan (Financial Criteria).
Jika unit bisnis berupa pusat laba, maka kriteria keuangan meliputilaba kontribuisi, laba langsung,laba terkendali, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Jika unit bisnis berupa pusat investasi, keputusan didasarkan tiga hal : (a) definisa laba (b) definisa investasi, dan (c) pilihan antara ROI dan EVA.
2.      Penyesuaian Faktor- faktor yang Dapat Dikendalikan. Ada 2 macam, yaitu:
a)      Penyesuaian akibat keputusan yang dibuat oleh para eksekutif atasan unit bisnis, dan
b)      Penyesuaian akibat “ perbuatan alam “ dann kecelakaan yang bukan disebabkan oleh kelalaian manajer.
3.      Tunjangan dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek. Hal ini bisa menimbulkan perilaku disfungsional.
4.      Mekanisme Untuk Mengatasi Penyimpanan Jangka Pendak. Untuk menghindari perilaku disfungsional, maka bonus didasarkan pada kinerja beberapa tahun.
5.      Benchmark Untuk Perbandingan. Perbandingan bisa didasarkan dengan anggaran laba, kinerja masa lalu, dan kinerja pesaing.
e.       Pendekatan Bonus
Imbalan bonus bagi manajer unit usaha ditentukan dengan menggunakan formula seperti persentase laba operasi unit usaha atau dengan penilaian subjektif oleh atasan, atau kombinasi keduanya.

F. TEORI AGENSI
Konsep hubungan agensi terjadi pada saat satu pihak (principal) sepakat memakai pihak lain (agen) untuk melaksanakan beberapa jasa, dan mendelegasikan keputusan kepada agen. Dalam perusahaan, pemegang saham adalah principal dan CEO adalah agen. Satu elemen kunci dari teori keagenan adalah bahwa principal dan agen mempunyai perbedaan preferensi dan tujuan.
Perbedaan Principal dan Agen
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sandiri. Agen diasumsikan menerima kepuasan bukan saja dari kompensasi keuangan, tetapi juga dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan agensi.




Daftar pustaka:
Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. (2007). Management Control Systems.
12nd ed, New York: Published by McGraw-Hill Education (Asia) and Printed in
Singapore.
Garrison, Ray H , Eric W Noreen and Peter C Brewer. 2006. Managerial Accounting.
Edition 11th . McGraw-Hill Companies, Inc.
Supriyono. R.A. 1999. Akuntansi Manajemen: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan
Proses Perencanaan. Yogyakarta: BPFE.
Gaspersz, Vincent, (2007). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industry: Strategi Dramatik Reduksi Cacat/Kesalahan, Biaya, Inventori, dan Lead Time Dalam Waktu Kurang dari 6 Bulan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Supriyono. R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 1, Edisi pertama,
Yogyakarta : BPFE.
Hansen, Don R. And Marryane M. Mowen. 2005. Management Accounting. Edition 7th.
South-Western of Thomson Learning.
Mulyadi. 1997. Manajemen Akuntansi: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta:
STIE YKP

Pengertian Laba Dalam Akuntansi


LABA ( INCOME)

Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Berbeda dengan elemen statemen keuangan, pembahasnan laba meliputi tiga tataran yaitu semantik, sintaktik, dan prakmatik.
Dari sudut pandang perakayasaan akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakaian informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau berbeda tujuan beda laba.
Konsep laba dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meski akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang pada gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan. Makna kenaikan laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu perioda yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna  aliran (flow) kemakmuran. Konsep pemertahankan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dalam pengambilan investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik.
Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu perioda yang derasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal perioda). Pada tataran semantik, teori laba berkepentingan untuk menyakinkan bahwa laba merupakan prediktor aliran kas ke investor, bahwa laba akuntansi bermanfaat dalam perkontrakan dan pengendalian manajemen, dan bahwa laba akuntansi mengandung informasi yang bermanfaat bagi investor.
Teori entitas meliputi entitas usaha bersama, entitas bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan entitas dana. Konsep yang melandasi rerangka dasar pengolahan data tidak harus sama dengan konsep yang melandasi bentuk, susunan, dan penyajian statemen laba-rugi.  


LAPORAN KEUANGAN KONSEP AKUNTANSI

Senin, 31 Desember 2018
Ini adalah yang pertama dalam serangkaian Laporan Akuntansi Keuangan Concepts. Tujuan dari seri adalah dasar ditetapkan di mana akuntansi dan pelaporan keuangan standar akan didasarkan. Lebih khusus lagi, Laporan Akuntansi Keuangan Konsep ini dimaksudkan untuk menetapkan tujuan dan konsep bahwa Dewan Standar Akuntansi Keuangan akan digunakan dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan. Dewan itu sendiri mungkin menjadi pengguna utama dan dengan demikian penerima paling langsung dari petunjuk yang diberikan oleh seri baru. Namun, pengetahuan tentang tujuan dan menggunakan konsep-konsep Dewan harus memungkinkan semua orang yang terpengaruh oleh atau tertarik pada standar akuntansi keuangan untuk lebih memahami isi dan keterbatasan informasi yang disediakan oleh akuntansi dan pelaporan keuangan, dengan demikian melanjutkan kemampuan mereka untuk menggunakan informasi secara efektif dan meningkatkan kepercayaan diri dalam akuntansi dan pelaporan keuangan. Bahwa pengetahuan, jika digunakan dengan hati-hati, dapat juga memberikan panduan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang muncul baru atau akuntansi keuangan dan pelaporan dalam berlaku tidak adanya pernyataan otoritatif. Berbeda dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Akuntansi Keuangan Konsep tidak menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu tidak dimaksudkan untuk memohon penerapan Peraturan 203 dari peraturan tingkah laku dari Kode Etik Profesional dari American Institute of Certified Akuntan Publik (atau penggantinya aturan atau penataan ruang lingkup dan maksud yang sama) .*
Seperti pernyataan Dewan, Pernyataan Akuntansi Keuangan Konsep dapat diubah, diganti, atau ditarik kembali oleh tindakan yang tepat di bawah Dewan Aturan Prosedur.
Dewan mengakui bahwa dalam hal-hal tertentu saat ini prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mungkin tidak konsisten dengan orang-orang yang mungkin berasal dari tujuan dan konsep yang ditetapkan dalam Pernyataan ini dan lain-lain dalam seri.
Pada waktunya, Dewan mengharapkan untuk menguji kembali dengan pernyataan-pernyataan, pernyataan-pernyataan pendahulunya penetapan standar tubuh, dan praktik pelaporan keuangan yang ada di dalam terang yang baru diucapkan tujuan dan konsep. Sementara itu, sebuah Pernyataan Akuntansi Keuangan tidak Concepts (a) memerlukan perubahan di Wikipedia prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Interpretasi dari FASB, efektif Pendapat tentang Akuntansi Prinsip Board, atau efektif Buletin Komite Prosedur Akuntansi, atau (c) membenarkan perubahan baik yang ada akuntansi yang berlaku umum dan praktik pelaporan atau menafsirkan pernyataan tercantum dalam butir (b) berdasarkan interpretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam Laporan Keuangan Accounting Concepts. Untuk menetapkan tujuan dan konsep tidak akan, dengan sendirinya, langsung memecahkan akuntansi keuangan dan pelaporan masalah. Sebaliknya, tujuan dan konsep adalah alat untuk memecahkan masalah. Selain itu, meskipun individu Laporan Akuntansi Keuangan Konsep mungkin dikeluarkan berturut-turut, mereka akan membentuk kohesif seperangkat konsep saling terkait dan akan sering perlu untuk digunakan bersama-sama. Seri baru Laporan Akuntansi Keuangan Konsep ini dimaksudkan dan diharapkan untuk melayani kepentingan publik dalam konteks peran akuntansi dan pelaporan keuangan dalam perekonomian-untuk menyediakan evenhanded keuangan dan informasi lain yang, bersama-sama dengan informasi dari sumber lain, memfasilitasi berfungsi efisien modal dan pasar lain dan sebaliknya membantu dalam mempromosikan efisien alokasi sumber daya yang langka dalam perekonomian. 

Pengertian Aset

Jumat, 21 Desember 2018

ASET
Aset merupakan elemen neraca pembentuk informasi semantik berupa posisi keuangan dan merepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa. Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang dikuasasi oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Manfaat ekonomik aset ditunjukkan oleh potensi jasa atau utilitas yang melekat padanya yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik yaitu konsumsi, produksi, dan pertukaran.
Atas dasar konsep substansi daripada bentuk, suatu objek cukup dikuasai dan tidak perlu dimiliki oleh kesatuan usaha untuk dapat disebut aset kesatuan usaha. Penguasaan diperoleh melalui pembelian, pemberian, penemuan, perjanjian, produksi, penjualan, pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai transaksi komersial lainnya. Aset timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Kriteria pengakuan meliputi : keterandalan, keberpautan, dan keterukuran. Karekteristik yang meyakinkan adanya aset adalah melibatkan kos (acquired at a cost), berwujud (tangible), tertukarkan (exchangeable), terpisahkan(severable), dan penegasan atau kekuatan secara legal(legally enforceable).
Dengan konsep kontinuitas usaha, post atau sumber ekonomik akan mengalami tiga tahap perlakuan sejalan dangan aliran fisis kegiatan usaha yaitu tahap pemerolehan (acquisition), pengolahan (processing), dan penjualan/penyerahan (sales/delivery). Kos merupakan reprentasi kuantitatif suatu objek. Kos juga mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu: pengukuran (measurement), penelusuran (tracing), dan pembebanan (charging). Cara penentuan aset adalah unik untuk berbagai jenis transaksi: barter, saham sebagai penghargaan, reorganisasi, hadiah/hibah, temuan, dan pembelian kredit. Kos yang merepresentasi rugi tidak dapat menjadi bagian dari aset karena hilangnya atau tiadanya manfaat ekonomik masa datang
Penilaian adalah penentuan juklah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos aset pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada tanggal tertentu. Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang b erpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Secara umum nilai masukan terdiri atas harga jual masa lalu, harga jual sekarang, dan nilai terrealisasi harapan. Nilai aset didasarkan pada nilai pertukaran dengan mempertimbangkan objektivitas penilaian dan relevan terhadap aliran kas.