SUPERVISI
PERBEKALAN FARMASI DEAD STOCK DI GUDANG PUSAT RUMAH SAKIT
I.
PENDAHULUAN
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi di
rumah sakit sesuai persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem
informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan. Tujuan dari manajemen penyimpanan obat adalah untuk melindungi
obat-obat yang disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia,
dan untuk mengatur aliran barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui
suatu sistem yang terjangkau.
Penyimpanan merupakan suatu aspek penting dari sistem
pengendalian obat menyeluruh. Pengendalian lingkungan yang tepat (yaitu : suhu,
cahaya, kelembaban, kondisi sanitasi, ventilasi dan pemisahan) harus dipelihara
apabila obat – obatan dan perlengkapan lainnya disimpan di rumah sakit. Penyimpanan perbekalan farmasi disesuaikan dengan persyaratan kondisi yang
diminta untuk masing-masing barang dengan tujuan untuk menghindari kerusakan
(menjaga stabilitas obat). Cara penyimpanan perbekalan
farmasi dalam rak disusun menurut alfabetis, berdasarkan jenis sediaan, bentuk
sediaan, sesuai sifat fisika kimianya (mengikuti petunjuk yg tertera pada
kemasan), menurut farmakoterapi, sistem first
in first out (FIFO)/first expire first
out (FEFO) atau dengan kombinasi.
Perbekalan
farmasi yang dead stockadalah item persediaan
obat dan alat kesehatan di gudang
yang tidak mengalami transaksi/pengeluaran dalam waktu minimal 3 bulan.Supervisi dead stockmerupakan salah salah satu pengelolaanproblem obat yang bermutu kepada pasien yang meliputi kegiatan pemeriksaan untuk
menjamin tercapainya suatu tujuan dalam hal ini meminimalkan adanya stock macet
terhadap persediaan obat sehingga dapat menjamin mutu persediaan seminimal mungkin tidak digunakan
terkait dengan munculnya stock macet danpada akhirnya persediaan tersebut seminimal mungkin terhindar
dari Expired Date (ED).
.
II. TUJUAN
Untuk mengetahui
obat-obatyang mengalamidead stockdi Gudang Pusat Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo.
III.
METODE
Mengumpulkan data
berupa nama item obat dan alkes yang tidak mengalami pengeluaran
minimal selama 3 bulan yangada pada setiap ruang penyimpanandi Gudang Pusat Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo.Langkah-langkah pengambilan data
perbekalan farmasi yang dead stock adalahsebagai berikut:
1. Mencatat setiap nama itemobatdan alkes
yang telah dead
stock, meliputi: nama obat, jenis (askes
(paten dan generik) /umum (paten dan generik), tanggal terakhir keluar, jumlah sisa
obat dan satuan.
2. Memasukkan
data – data tersebut ke dalam komputer,
3. Menghitung
persentase data item obat yang
telah diperoleh dengan menggunakan rumus:
x
100%
|
Total
item obat dead stock
Total
item obat di gudang farmasi
|
IV.
HASIL
Berdasarkan
hasil penelitian terhadap supervisi perbekalan
farmasi yang mengalami dead stockdi Gudang Pusat Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo, diperoleh data sebagai berikut :
1.
Obat Askes
Generik
Dari semua
item obat Askes Generik yang
terdapat di Gudang PusatRumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo,telah ditemukan beberapa obat yang telah Dead Stock, yaitu
sebanyak 17 item obat dari total item 178 obat dengan persentase
9,55 %.
2.
Obat Askes Paten
Dari semua item obat Askes Patenyang terdapat di Gudang PusatRumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo,telah ditemukan beberapa obat yang telah Dead Stock,yaitu
sebanyak 24 item obadari total item 535 obat dengan persentase
4,49%.
3.
Obat Umum Generik
Dari semua
item obat Umum Generikyang
terdapat di Gudang PusatRumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo,telah ditemukan beberapa obat yang telah Dead Stock, yaitu
sebanyak 7 item obat dari total item 260 obatdengan persentase
2,69%.
4.
Obat Umum Paten
Dari semua
item obat Umum Patenyang
terdapat di Gudang PusatRumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo,telah ditemukan beberapa obat yang telah Dead Stock, yaitu
sebanyak 79 item obat dari total item 1204 obatdengan persentase
6,56%.
5.
Alkes
Dari semua item alkes yang
terdapat di Gudang PusatRumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo,telah ditemukan beberapa alkes yang telah Dead Stock, yaitu sebanyak 112 item obat dari total item 608
obat dengan persentase 18,42%.
V.
PEMBAHASAN
Pengelolaan perbekalan farmasi di RS merupakan suatu aspek yang penting,
oleh karena ketidakefisiensinya dapat memberi dampak yang negatif terhadap RS
baik secara medis maupun ekonomis.Penyimpanan perbekalan farmasi di Gudang PusatRumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo dengan menggunakan
metode penyimpanan berdasarkan jenis obat (paten dan generik), bentuk sediaan,
dan FIFO/FEFO.
Berdasarkan
data yang diperoleh di gudang pusat, masihditemukan beberapa perbekalan farmasi
yang mengalamidead stock.Adanya
perbekalan farmasi yang telah dead stockmenunjukkan
bahwa perlu dilakukannya pengecekan kembali perbekalan farmasi secara rutin.
Tujuan dilakukannya pengecekan tersebut adalah untuk mengurangi presentase dead stock sehingga kerugian terhadap
rumah sakit dapat diatasi.
Untuk
mengurangi banyaknya perbekalan farmasi yang mengalami dead stockmaka obat–obat yang mengalami dead stock perlu diberi tanda “Dead Stock” agar memudahkan untuk dilakukan pendataan. Jumlah item
obatyang dead stocktersebut dapat
dikurangi dengan mengkomunikasikan secara aktif kepada dokter agar meresepkan
item obatyang dead stock.Jika item
obat yang mengalami dead stock tidak
bisa dimanfaatkan lagi oleh dokter hingga tiba masa kadaluarsa maka obat tersebut
disimpan di ruang khusus untuk selanjutnya dilaksanakan pemusnahan atau dengan
melakukan return obat kepada industri farmasi melalui PBF. Perbekalan farmasi
yangdead stock akan menjadi kerugian bagi rumah sakit bila tidak
segera dikelola dengan baik dan hal ini juga menunjukkan bahwa terjadi
kemacetan dalam pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan
data yang diperoleh, presentase dead stock paling besar yaitu pada alat
kesehatan dengan nilai presentase sebesar 18,42%. Hal ini disebabkan karena
tidak semua pasien yang masuk Rumah Sakitmenggunakan alat kesehatan sehingga
stock alat kesehatan banyak yang mengalami dead stock dibanding dengan stock
obat-obatan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Obat askes
generik yang telah Dead Stock, yaitu sebanyak 17 item obat dari total item 178
obat dengan persentase 9,55%.
2. Obat askes
paten yang telah Dead Stock,yaitu sebanyak 24 item obat dari total item 535 obat dengan persentase 4,49%.
3. Obat umum generik yang
telah Dead Stock, yaitu sebanyak 7 item obat dari total item 260 obatdengan persentase 2,692%.
4. Obat umum paten yang
telah Dead Stock, yaitu sebanyak 79 item obat dari total item 1204
obatdengan persentase 6,56%.
5. Alkes yang telah Dead Stock, yaitu sebanyak 112 item obat dari total item 608
obat dengan persentase 18,42%.
B. Saran
1. Dilakukan
pemeriksaansecara rutin dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan
mengenai stok perbekalan farmasi
untuk mencegah Dead
Stock dan slow moving.
2. Diberikan
penandaan yang terlihat terhadap obat – obat yang mengalami Dead Stock.
3. Dilakukan evaluasi metode
perencanaan persediaan obat.
4. Penambahan
SDM di gudang/Pelayanan SFdimanajobdescription nya khusus pengelola
stock.
0 komentar:
Posting Komentar