Efusi pleura adalah
Pengumpulan cairan dalam dalam ruang pleura (selaput yang menutupi permukaan
paru-paru) yang terletak di antara permukaan visceral (selaput)dan parietal
(dinding). (Smeltzer & Bare, 2002).
Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit, akan tetapi merupakan tanda
suatu penyakit. Pada keadaan normal, rongga pleura hanya mengandung sedikit
cairan sebanyak 5-15 ml yang membentuk lapisan tipis pada pleura parietalis dan
viseralis, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua
pleura pada waktu pernafasan (Smeltzer C Suzanne, 2002).. Cairan pleura
komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai
kadar protein lebih rendah yaitu < 1,5 gr/dl.
Di Negara barat, efusi
pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif, sirosis hati,
keganasan dan pneumonia bakteri. Di beberapa negara, TB merupakan
penyebab utama efusi pleura. Terutama di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, 80% efusi pleura disebabkan
oleh infeksi tuberculosis. Persentase pasien TB dengan efusi
pleura sangat bervariasi dari satu negara dengan negara lain. Di Afrika Selatan
terdapat 20% dari pasien TB dengan efusi pleura tuberkulosis. Hal ini berbeda
jauh dengan kejadian efusi pleura tuberkulosis di Amerika Serikat, dimana hanya
dilaporkan 3-5% pasien TB dengan efusi pleura. Persentase yang lebih rendah di
Amerika Serikat mungkin disebabkan oleh pelaporan yang kurang dari penyakit TB
tersebut, karena hasil kultur cairan pleura pada pasien efusi diAmerika Serikat
negatif. Penelitian di Malaysia, ditemukan efusi pleura TB sebanyak 31,5%.
A. ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein
dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, terjadi
filtrasi cairan ke dalam rongga pleura melalui kapiler pada pleura parietalis
tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh saluran limfe, sehingga terjadi
keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi, tiap harinya diproduksi cairan
kira-kira 16,8 ml. Kemampuan untuk reabsorpsinya dapat meningkat sampai 20
kali.
Pada
kondisi tertentu rongga pleura dapat terjadi penimbunan cairan berupa transudat
maupun eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan
vena pulmonalis, misalnya pada gagal jatung kongestif. Pada kasus ini
keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh darah.
Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati
dan ginjal. Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru akibat gaya
gravitasi, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Penimbunan
eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura, dan akibat
peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening. Jika efusi
pleura mengandung nanah, keadaan ini disebut empiema. Efusi pleura akan
menghambat fungsi paru dengan membatasi pengembangannya. Hal ini disebabkan
adanya cairan yang banyak dirongga
pleura.
Akumulasi cairan pleura dapat terjadi bila:
1. Meningkatnya
tekanan intravaskuler dari pleura meningkatkan pembentukan cairan pleura
melalui pengaruh terhadap hukum Starling. Keadaan ini
dapat terjadi pada gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma vena kava
superior.
2. Tekanan intra
pleura yang sangat rendah seperti terdapat pada atelektasis, baik karena
obstruksi bronkus atau penebalan pleura visceralis
3. Meningkatnya
kadar protein dalam cairan pleura dapat menarik lebih banyak cairan masuk ke
dalam rongga pleura
4. Hipoproteinemia
seperti pada penyakit hati dan ginjal bisa menyebabkan transudasi cairan dari
kapiler pleura ke arah rongga pleura
5. Obstruksi dari
saluran limfe pada pleum parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena untuk
sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan menghambat pengosongan
cairan limfe.
Kelebihan cairan pada rongga pleura timbul
akibat dari beberapa penyakit:
1.
Neoplasma, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.
2.
Kardiovaskuler, seperti gagal jantung kongestif, embolus
pulmonary dan perikarditis.
3.
Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites,
abses dan tumor
ovarium.
4.
Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur,
mikobakterial dan parasit.
5. Trauma
6. Penyebab lain
seperti lupus eritematosus sistemik, rematoid arthritis, sindroms nefrotik dan uremia.
Gejala – gejala efusi pleura yang
paling sering terjadi yaitu sesak nafas
dan nyeri dada (tanpa menghiraukan jenis cairan yang terkumpul ataupun
penyebabnya). Gejala lain yang mungkin ditemukan pada penderita efusi pleura seperti
batuk dan banyak riak, banyak keringat, subfebril (tuberculosis), panas
tinggi,demam dan menggigil.
0 komentar:
Posting Komentar