Sistem
keuangan syariah merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi Islam, yang tujuannya, sebagaimana dianjurkan oleh paraulama, adalah memperkenalkan sistem
nilai dan etika Islam ke dalam lingkunganekonomi. Karena dasar etika
ini, maka keuangan dan perbankan Islam bagikebanyakan muslim adalah bukan
sekedar sistem transaksi komersial. PersepsiIslam dalam transaksi finansial itu
dipandang oleh banyak kalangan muslim
sebagai kewajiban agamis. Kemampuan lembaga keuangan Islam
menarik investor dengan sukses bukan hanya
tergantung pada tingkat kemampuan lembagaitu menghasilkan keuntungan, tetapi
juga pada persepsi bahwa lembaga tersebutsecara sungguh-sungguh memperhatikan restriksi-restriksi agamis yang digariskan oleh Islam
Laporan
keuangan konvensional adalah laporan keuangan yang didasarkan pada prinsip
harga perolehan, yang berasumsi bahwa nilai uang adalah stabil. Hal ini berarti
mengabaikan adanya inflasi yang nyata-nyata ada dalam suatu Negara. Adanya
asumsi tersebut, maka yang terjadi dalam laporan laba rugi akan menunjukan
angka laba bersih yang overstated. Hal ini karena penghasilan diukur menurut
daya beli yang sedang berlaku, atau setidaknya menurut daya beli yang berlaku
terakhir kali, sementara beban diukur menurut daya beli yang berlaku pada
periode sebelumnya yang berbeda. Jika laba bersih ini digunakan untuk membayar
deviden, maka yang terjadi adalah adanya erosi modal yang akan berpengaruh yang
akan berpengaruh pada pertumbuhan perusahaan untuk periode berikutnya, sehingga
terjadi disinvestasi. Dari penjelasan ini dapat diketahui, pada saat inflasi,
laporan keuangan derdasarkan biaya historis kurang memberikan informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan manajemen. Hal ini karena laporan keuangan
konvensional tidak mencerminkan dampak perubahan tingkat harga pada tanggal
laporan keuangan. Dengan demikian informasi yang terdapat pada laporan keuangan
berdasarkan biaya historis berbeda dari kenyataan yang sebenarnya. Dari
kenyataan tersebut, timbullah pemikiran untuk mencari solusi yaitu dengan
penerapan general prince level accounting seagai informasi pelengkap dalam
pengambilan keputusan manajemen. GPLA merupakan suatu metode yang menyatakan
kembali sepenuhnya laporan keuangan konvensional kedalam suatu cara yang
mencerminkan perubahan daya beli.
Perbankan konvensional dengan
perbankan syariah jika dilihat secara umum, laporan keuangannya berbeda satu
sama lain, dimana pada perbankan konvensional terdapat 5 jenis laporan
keuangan, sedang pada perbankan syariah terdapal 8 jenis laporan keuangan.
Nama-nama akun pada laporan keuangan kedua bank tidak seluruhnya berbeda, hanya
beberapa akun saja, Contohnya seperti Mudharabah yang memilki arti kredit atau
Wadiah yang memiliki arti safe deposit box. . Aktivitas-aktivitas pada kedua
perbankan ini secara umum tidak lah berbeda karena aktivitas utama bank adalah
Financial Intermediary atau perantara keuangan, yakni berupa pengumpulan dana
dan penyaluran dana. Namun jika kita lihat aktivitas-aktivitas lainnya dari
kedua perbankan ini, terdapat perbedaan, seperti ZIS atau Zakat, Infaq dan
Shadaqah. Pada perbankan konvensional tidak terdapat aktifitas ini, namun pada
perbankan syariah aktivitas ini ada didalamnya.
Analisa Perbedaan Laporan Keuangan
Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbandingan antara Bank Mandiri dan Bank Syariah
Mandiri
Lembaga
Keuangan Syariah adalah badan usaha yang kekayaan utamanya berbentuk aset
keuangan, memberikan kredit dan menanamkan dananya dalam surat berharga.
Serta menawarkan jasa keuangan lain seperti: simpanan, asuransi,
investasi, pembiayaan, dll. Berdasarkan prinsip syariah dan tidak menyalahi
dewan syariah nasional Salah satu bentuk dari lembaga keuangan syariah adalah
bank syariah.Bank syariah adalah bank yang
beroperasi berdasarkan syariah atau prinsipagama Islam. Sesuai dengan
prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yangmemberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada
semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. Karena memiliki
landasan dan prinsip yang berbeda dengan bank konvensional, laporan
keuangan yang disajikan pun berbeda. Kami mengambil contoh pada
Bank Mandiri sebagai bank konvensional dan Bank Syariah Mandiri sebagai bank
syariah untuk melihat perbedaannya. Adapun perbedaannya adalah sebagai
berikut:
NERACA
·
Terdapat beberapa akun yang tidak terdapat pada laporan
keuangan bank konvensional dan menggambarkan transaksi-transansi
syariah seperti akun piutang
murabahah, piutang istishna, piutang pendapatan ijarah, dll.-Piutang murabahah adalah piutang atas transaksi
jual beli barang dengan akad murabahah dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan(marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.-Piutang pendapatan ijarah adalah piutang atas
transaksi akad sewa-menyewa antara
muajjir (pemilik objek sewa) dan musta’jir (penyewa)untuk mendapatkan
imbalan atas objek yang disewakannya.
·
Terdapat tiga segmen pada sisi pasiva (kewajiban,
investasi tidak terikat,dan
ekuitas), berbeda dengan neraca pada bank konvensional yang hanya dua segmen
(kewajiban dan ekuitas)
·
Investasi terikat (Mudharabah muqayyadah) adalah akad
mudharabahdimana shahibul mal memberikan batasan kepada mudharib
mengenai tempat,
cara dan obyek investasi.-Investasi tidak
terikat adalah investasi dari anggota dan calon anggota pada
lembaga keuangan berupa tabungan dan simpanan berjangka dengan prinsip
mudharabah al mutlaqah.
·
Dalam bank Mandiri konvensional, simpanan yg paling
lancar adalah giro,BSM
disebut Simpanan Wadiah
·
Dalam Neraca BSM, ada yang disebut Kewajiban Tidak
Terikat, yang berisikan
akun: Tabungan Mudharabah; dan Deposito Mudharabah dari
pihak bank-bank lain dan bukan bank
·
Pinjaman
saham atau obligasi yang terdapat pada bank konvensional Mandiri,disebutkan
pada BSM pembiayaan ijarah, pembiayaan qardh, dan pembiayaan mudharabah.
·
Terdapat
aktiva Istishna’ dalam Neraca BSM, sebelum pajak tangguhan.
LAPORAN
LABA RUGI
·
Akun pendapatan pada laporan laba-rugi berasal dari
operasi utama yangterdiri
dari pendapatan dari jual-beli, pendapatan sewa bersih, dan pendapatan bagi hasil. Hal ini berbeda pada bank
mandiri (konvensional) yang pendapatannya
berasal dari pendapatan bunga. Ini menggambarkan bahwa BSM sebagai bank
syariah tidak menerapkan bunga yang merupakan riba.
·
Akun pendapatan bunga dalam Arus Kas Mandiri tidak
dicantumkan padaBSM,
melainkan dicantumkan dengan nama pendapatan untuk bank, dan
ada pengurangan dari hak pihak ketiga atas Bagi Hasil Investasi tidak
terikat.
LAPORAN
PERUBAHAN EKUITAS
·
Pada laporan Perubahan Ekuitas, perbedaannya adalah
bahwa akunPembayaran
dividen pada bank konvensional Mandiri, dicatat sebagai Bagian Keuntungan dan
Imbalan untuk Bank pada BSM.Selain
perbedaan pada ketiga laporan keuangan diatas, BSM juga menyertakan laporan-laporan
yang perlu untuk disajikan sebagai entitas syariah, yaitu:
·
Satu laporan yang merupakan khas dari bank syariah,
adalah pembuatan laporan
mengenai Sumber dan Penggunaan Zakat, Infaq dan Sadaqah.
·
Terdapat laporan mengenai sumber dan penggunaan qardhul
hasan.Pendapatan
bunga pada bank konvensional mandiri, dicantumkan dilaporan keuangan BSM sebagai pendapatan
non-halal.
0 komentar:
Posting Komentar