Instrumen
Pembiayaan Hutang Jangka Panjang
Banyak
orang yang mempunyai pengalaman dengan janji untuk membayar. Obligasi
hanyalah merupakan wesel promes jangka panjang. Hipotek merupakan
penggadaian kekayaan tertentu untuk mendapatkan suatu pinjaman. Dalam obligasi
hipotek, perusahaan menggadaikan aktiva nyata tertentu sebagai jaminan
obligasi itu. Kekayaan nyata (real property) didefinisikan sebagai real estate
(tanah dan gedung). Hipotek chattel dijamin dengan kekayaan pribadi,
tetapi ini umumnya merupakan instrumen jangka menengah. kekayaan pribadi didefinisikan
sebagai setiap jenis kekayaan lainnya, termasuk peralatan, persediaan dan
perabotan. Surat hutang adalah obligasi jangka panjang yang tidak
dijamin dengan penggadaian kekayaan tertentu.
Trustee
(wali)
Untuk
memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para pemegang obligasi yang
kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan struktur perwalian
(trusteeship) untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi. Dalam praktetk
sehari-hari, wali (trustee) diharapkan selalu bertindak untuk melindungi
kepentingan dan atas nama para pemegang obligasi. Setiap orang atau badan hukum
dapat ditunjuk sebagai wali asalkan dianggap cukup mampu. Wali menayandang tiga
tanggung jawab utama, yaitu:
1.
mereka mengesahkan emisi obligasi
2.
mengawasi aktivitas perusahaan khususnya dalam melaksanakan tanggung jawab yang
telah digariskan dalam peraturan-peraturan indenture (perjanjian)
3.
mereka bertanggung jawab untuk megnambil langkah-langkah yang sesuai untuk
kepentingan para pemegang obligasi seandainya perusahaan lalai membayar bunga
atau pokok obligasi.
Indenture
Hubungan
jangka panjang antara kreditor dan debitor sehubungan dengan sebuah promes
jangka panjang ditetapkan dalam suatu dokumen yang disebut indenture. Pada obligasi
indenture, rincian kontrak dapat terdiri dari ratusan (halaman yang memuat
kalusul) penting seperti: (1) bentuk obligasi dan instrumennya;(2) uraian
lengkap mengenai harta yang dijaminkan;(3) jumlah otorisasi emisi obligasi;(4)
kalusul-kalusul protektif yang terinci, disebut akad (covenant);(5)
minimum rasio lancar tertentu, dan (6) pasal-pasal tentang cara penebusan
(redemption) atau privilage untuk menarik kembali obligasi.
Akad-akad
obligasi dapat dibagi menjadi empat kategori utama;(1) kategori yang membatasi
penerbitan hutang baru, (2) kategori yang membatasi pembayaran dividen, (3)
kategori yang membatasi aktivitas merjer, (4) kategori yang membatasi penjualan
harta perusahaan.
Persyaratan
Opsi Tarik
Dalam
persyaratan opsi tarik (call provision) perusahaan emiten diberi
hak untuk menebus kembali obligasinya. Persyaratan ini secara umum menetapkan
bahwa perusahaan harus membayar jumlah tebusan di atas nilai nominal
obligasi; jumlah lebih ini didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call
premium). Premi opsi tarik biasanya sama dengan jumlah bunga obligasi satu
tahun, jika opsi tarik dilakukan pada tahun pertama obligasi, dan jumlah ini
akan menurun dengan tarif tetap pada tahun-tahun berikutnya.
Privilage
opsi tarik sangat berarti bagi pihak perusahaan meskipun merugikan bagi pihak
investor, terutama jika obligasi dikeluarkan dalam satu periode di mana suku
bunga sedang mencapai siklus tinggi. Dari sudut pandang perusahaan, kupon yang
dibayarkan dan premi penebusna keduanya dikurangkan sebagai beban bunga.
Investor membayar pajak penghasilan biasa atas bunga yang diterima dan pajak
keuntungan modal atas premi penebusan.
Dana
Cadangan Pelunasan Hutang
Dana cadangan pelunsan hutang (sinking fund) merupakan fasilitas
yang secara berkala ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan (atau dalam
kasus tertentu, terbitan saham preferen). Biasanya, perusahaan harus membeli
atau menarik sebgian dari onligasinya setiap tahun. Kadang-kadang, pembayaran
dana cadangan pelunasan hutang itu dikaitkan dengan penjualan atau laba tahun
berjalan, tetapi biasanya diharuskan dalam suatu jumlah yang tetap. Dalam
banyak kasus, perusahaan melalui wali obligasi diberi hak untuk mengelola dana
cadangan pelunasan hutang dengan salah satu cara berikut: 1, perusahaan
melakukan opsi tarik sebesar persentase tertentu dengan harga yang ditetapkan
setaip tahun; 2, untuk menebus nilai nominal obligasi yang dinginkan,
perusahaan dapat membeli obligasi dipasar uang dan modal secara bebas.
Perusahaan akan melakukan upaya yang memungkinkan penarikan obligasi itu dengan
biaya serendah mungkin. Jadi, bila suku bunga naik (dan harga obligsi menurun)
perusahaan akan memilih cara pembelian di pasar modal terbuka. Tetapi bila suku
bunga turun (dan harga obligasi naik) perusahaan akan memilih opsi tarik atas
obligasinya.
Obligasi
dengan Jaminan
1.
Prioritas Klaim
Hipotik
senior memiliki klaim yang didahulukan atas harta dan laba perusahaan. Hiptik
yunior merupakan hipotik yang ditempatkan pada urutan kedua, ketiga dan
seterusnya. Hak gadainya adalah nomor dua dibawah hak gadai senior.
2.
Hak Mengemisikan Surat Berharga Tambahan
Dalam
kasus hipotik tertutup (closed-end mortage), sebuah perusahaan tidak
bisa menjual obligasi yang sama seperti yang dijaminkan dalam hipotik.
3.
Lingkup Hak Gadai
Obligasi
dapat dikalsifikasikan menurut lingkup hak gadai. Hak gadai ditetapkan harta
perusahaan tertentu. Untuk hak gadai khusus, jaminan hipotik pertama dan
hipotik kedua merupakan harta perusahaan yang ditentukan secara khusus pula.
Hipotik umum dijamin oleh seluruh harta tak bergerak yang dimiliki oleh
perusahaan. Bagi para pemegang obligasi, hipotik umum lebih memberi jaminan
prorteksi dibanding hak-gadai khusus karena ia menyediakan fasilitas klaim atas
semua harta tak bergerak.
Obligasi
Tanpa Jaminan
- Debenture
Ada
beberapa alasan mengapa perusahaan menggunakan obligasi tanpa jaminan. Ada yang
disebabkan karena keuangan perusahaan sedang mengalami defisit, tetapi ada juga
yang sebaliknya, posisi keuangan perusahaan sedang kuat sekali. Selain itu,
ada pula yang disebabkan oleh faktor perpajakan atau ketidakpastian atas
prospek laba yang akan diterima perusahaan dimasa akan datang. Debenture
merupakan salah satu bentuk hutang tanpa jaminan, dimana tidak ada hak-gadai
yang diikatkan pada harta tertentu perusahaan emiten obligasi. Para pemegang
debenture, merupakan kreditor umum yang mempunyai hak klaim hanya atas harta
perusahaan yang belum dijaminkan.
- Debenture
yang di-subordinasi (subordinate debenture)
Hutang
bersubordinasi memiliki klaim yang prioritasnya nomor dua setelah hutang bukan
subordinasi manakala perusahaan itu dilikuidasi. Jika perusahaan sampai
mengalami likuidasi, klaim debentuie tidak akan dibayar sampai semua hutang
senior yang disebut dalam indenture sudah harus dibayar. Jika dibandingkan
dengan hutang bersubordinasi, saham preferen mempunyai posisi yang agak lemah
karena dividennya tidak dapat digolongkan sebagai bentuk saham preferen khusus,
di mana dividennya dapat dikurangkan sebagai beban dalam perhitungan pajak.
Penggunaan debenture subordinasi juga makin digemari pada masa pengetatan uang
dimana pihak bank komersial menginginkan pembiayaan dengan modal sendiri yang
lebih besar untuk pembiayaan jangka pendek.
- Obligasi
pendapatan
Pada
jenis obligasi pendapatan ini diatur bahwa bunga hanya akna dibayar jika laba
perusahaan cukup untuk memenuhi hutang bunga obligasi ini. Tetapi pokok
obligasi tetap harus dibayar pada saat jatuh tempo. Obligasi pendapatan
diterbitkan pada saat suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan dari sejarah
perkembangannya terlihat bahwa perusahaan tidak mungkin lagi mampu memenuhi
biaya tetap di waktu akan datang. Kelebihan obligasi pendapatan atas saham
preferen terletak pada segi perpajakan. Bunga yang dibayarkan kepada pemegang
obligasi pendapatan dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sedangkan
dividen untuk saham preferen tidak.
Karakteristik
utama dan keunggulan khusus obligasi pendapatan ialah bahwa bunga hanya
dibayarkan jika perusahaan memang memperoleh laba berjalan. Karena dalam
perhitungan laba mungkin timbul perbedaan interpretasi, maka indenture obligasi
pendapatan secara rinci dan cermat mendifinisikan apa yang diartikan sebagai
pendapatan dan beban. Kadang-kadang obligasi pendapatan ini dapat ditukar,
alasannya ialah untuk menghadapi keadaan, di mana reorganisasi perusahaan.
Kreditor yang menerima obligasi pendapatan sebagai pengganti obligasi
sebelumnya yang meleset kewajibannya akan berada pada posisi yang lebih jelek
daripada sebelumnya.
- surat
hutan dengan suku bunga mengambang
Surat
hutang dengan suku bunga mengambang (floating rate notes=FRN) merupakan alat
yang dikembangkan untuk mengurangi resiko suku bunga yang tinggi tetapi mudah
berubah. Suku bunga FRN biasanya tetap atau dijamin melebihi jumlah minimum
yang ditetapkan untuk pertama kalinya, dan kemudian disesuaikan secara berkala
dengan perkembangan tingkat bunga dari Departemen Keuangan AS. Karena suku
bunga diharapkan menurun para peminjam mengharapkan bahwa suku bunga FRN akan
lebih kecil dibandingkan suku bunga hutang jangka panjang, yang suku bunganya
tetap. Persyaratan FRN pada umumnya tidak seragam. Masing-masing perusahaan
emiten mengeluarkan ketentuan yang berbeda-beda selama periode singkat
beredarnya bentuk FRN itu, beberapa ketentuan khas adalah:
1.
converibity (dapat ditukar). FRN dapat ditukar dengan saham biasa atau wesel
berbunga tetap atau kedua-duanya, atas hak opsi emiten, atau opsi pemegang FRN
ata kedua-duanya.
2.
opsi jual. Ketentuan ini mengijinkan investor mengembangkan FRN sesuai nilai
nominal, yang biasanyapada tanggal tertentu atau dengan kondisi-kondisi yang
ditetapkan sebelumnya.
3.
suku bunga minimum. Ketentuan ini mencegah suku bunga FRN mengambang dibawah
tingkat minimum yang ditetapkan.
4.
batas kemerosotan suku bungan (drop-lock rate). Jika suku bunga FRN suatu saat
turun sampai batas minimum yang ditetapkan, batas ini tak akan berubah sampai
saat jatuh temponya.
5.
penyediaan dana cadangan pelunasan hutang. Ketentuan ini mengizinkan pihak
emiten menebus kembali sebagian pokok FRN sebelum waktu jatuh temponya.
6.
penurunan perbedaan suku bunga. Perbedaan antara suku bunga FRN dengan suku
bunga departemen keuangan akan menurun dengan jumlah tertentu pada jangka waktu
tertentu.
7.
penurunan suku bunga minimum. Suku bunga minimum akan menurun dalam pola yang
sama.
8.
opsi tarik. Pihak emiten mempunyai hak untuk melakukan opsi tarik atas FRN yang
dikeluarkan, biasanya dengan premi yang wajar, dan kadang-kadang hanya beberapa
saat setelah emisi.
Selama
periode inflasi yang meroket dan sukar diperkirakan FRN memberi dua
jaminan penting bagi pihak investor:
1.
hasil pengembalian atas investasi akan mengikuti perkembangan suku bunga
departemen keuangan.
2.
karena suku bunga FRN bervariasi mengikuti pasar, nilai pasarnya akan relatif
stabil.
Kemungkinan
ditukar dan suku bunga minimum yang ditukar khusus dalam FRN akan memberi
pengaman tambahan dan keluwesan bagi investor pada situasi investasi yang
labil.
KEPUTUSAN
UNTUK MENGGUNAKAN HUTANG
Dari
sudut pandang para pemegang hutang jangka panjang, risiko hutang lebih kecil
dibanding saham biasa atau saham preferen. Meskipun begitu, hutang dianggap
memiliki keunggulan terbatas dipandang dari segi laba, dan dianggap lemah
diapndang dari segi pegadaian. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
dari segi resiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibanding saham biasa
atau preferen karena hutang memeberi prioritas utama dalam hal laba dan juga
likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang pasti dan dilindungi oleh
akad dalam indenture.
2.
dari segi laba, para pemegang obligasi memiliki hasil pengembalian tetap,
kecuali dalam kasus obligasi pendapatan atau surat hutang dengan suku bunga
mengambang. Pembayaranm bunga tidak bergantung pada tingkat laba perusahaan
atau suku bunga pasar yang sedang berlaku.
3.
dari segi pengendalian, pemegang obligasi biasanya tidak memiliki hak suara.
Meskipun begitu, jika sampain obligasi dinyatakan tak dapat dibayar, pemegang
obligasi dapat mengambil alih kendali perusahaan.
Dari
sudut pandang emiten hutang jangka panjang (peminjam hutang) ada beberapa
keunggulan dan kelemahan obligasi. Keunggulannya adalah:
1.
biayanya hutang terbatas. Pemegang obligasi tidak ikut menikmati laba yang
sedang melambung.
2.
hasil pengembalian yang diharapkan biasanya lebih rendah dibanding saham biasa.
3.
pemilik perusahaan tidak berbagi pengendalian perusahaannya.
4.
pembayaran bunga hutang bisa dikurangi sebgai beban pajak.
5.
keluwesan dalam struktur pembiayaan dapat dicapai dengan pencantuman
persyaratan opsi tarik dalam indeture obligasi.
Kelemahannya:
1.
hutang memiliki biaya tetap, jika laba perusahaan mengalami kemunduran tajam,
untuk membayar bunga hutang mungkin tidak dapat dipenuhi.
2.
leverage keuangan yang semakin tinggi memerlukan tingkat laba yang semakin
tinggi pula.
3.
hutang buasanya memiliki masa jatuh tempo yang pasti, dan sewajarnya jika
perusahaan harus mampu melunasi sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
4.
bobot resiko yang tinggi.
5.
persyaratan indenture cenmderung lebih panjang dibanding dalam persyaratan
hutang jangka pendek.
6.
ada batasan sampai berapa besar dana dari hutang bisa digali.
PENGGUNAAN
SAHAM PREFEREN DALAM KEPUTUSAN PEMBIAYAAN
Dalam
beberapa jenis analisis, daham preferen diperlakukan sebagai hutang. Hal ini
terjadi misalnya, dalam analisis yang dilakukan oleh calon pemegang saham,
yang mempertimbangkan fuktuasi laba karena adanya beban biaya surat berharga
yang tetap. Lain halnya jika analisis dilakukan oleh pemegang obligasi
yang sedang mengkaji posisi perusahaan terhadap kemunduran penjualan atau
labanya. Karena deviden atas saham preferen tidak digolongkan sebagai kelalaian
perusahaan memenuhi kewajibannya. Saham preferen merupakan sebuah sarana
peredam yang menyediakan saran kepemilikan tambahan. Bagi para pemegang
saham, saham preferen lebih merupakan instrumen yang mendorong leverage
seperti halnya hutang. Bagi paara kreditor saham preferen merupakan
modal tambahan. Jadi, saham preferen ini dapat diperlakukan sebagai hutang atau
sebagai kepemilikan tergantunga pada segi permasalahan yang dipertimbangkan.
Prioritas
terhadap Aktiva dan Laba
Kita
jumpai dua ketentuan yang ditetapkan untuk mencegah agar hak prioritas ini
dipatuhi. Pertama ialah bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen, tidak
boleh diterbitkan surat-surat berharga yagn mempunayi hak klaim yang lebih
tinggi atau sama. Yang kedua ialah adanya laba yang ditahan. Perusahaan
harus memiliki jumlah minimum laba ditahan sebelum dividen saham biasa boleh
dibagikan.
Dividen
Kumulatif
Sebagian
besar emisi saham preferen selalu memberikan apa yang disebut dividen
kumulatif, yang artinya bahwa seluruh dividen saham preferen yang belum terlunasi
harus diselesaikan sebelum perusahaan membayar dividen saham biasanya.
Fasilitas kumulatif dalam saham preferen merupakan sarana untuk melindungi
kepentingan pemegangnya. Seandainya saham preferen tidak memiliki fasilitas
kumulatif, dividen saham perusahaan mungkin saja tidak dibayarkan selama
beberapa tahun.
Beberapa
Ketentuan yang Kurang Umum
Saham
preferen memiliki beberapa ketentuan yang tidak mutlak harus ada dalam setiap
bentuk saham preferen, yaitu:
1.
hak suara. Kadang-kadang pemegang saham preferen diberi hak suara untuk memilih
para direktur perusahan.
2.
berpartisipasi. Meskipun jarang, ada jenis saham preferen tertentu yang dapat
berpartisipasi bersama saham biasa dalam hal pembagian laba perusahaan.
3.
dana cadangan pelunasan hutang. Beberapa emisi saham preferen mengaharuskan
perusahaan menyediakan dana cadangan tertentu dalam jumlah minimum tertentu.
4.
jatuh tempo. Kebanyakan saham pereferen tidak pernah ada masa jatuh temponya,
yaitu kapan saham itu harus ditebus kembali.
5.
fasilitas opsi tarik. Fasilitas opsi tarik memberi perusahaan emiten untuk
menebus kembali saham preferen, seperti halnya obligasi.
6.
tingkat dividen yang luwes. Para pemegang saham preferen akan menderita
kerugian dalam perekonomian yang mengalami inflasi, karena besarnya dividen
tetap dan harus menanggung resiko merosotnya nilai saham dipasar.
7.
saham preferen dengan tingkat lelang. Baik ARPS maupun saham preferen dengan
tingkat lelang mempunyai tingkat deviden mengambang dan keringanan pajak.
Evaluasi
Saham Preferen
Aktivitas
menjual saham preferen mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan
yang bisa dinikmati oleh pihak perusahaan emiten saham preferen adalah:
1.
berlawanan dengan obligasi, perusahaan tidak terikat untuk membayar dividen
saham preferen.
2.
sebuah perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena tingkat labanya cukup
tinggi dapat memberikan laba yang lebih tinggi bagi para pemilik pertama.
3.
dengan menjual saham preferen, manajer keuangan perusahaan dapat menghindarkan
pembagian saham yang merata.
- mengijinkan
perusahaan untuk menghindari pemegang saham preferen ikut mengendalikan
perusahaan melalui hak suara.
- saham
preferen memungkinkan perusahaan mencadangkan aktiva perusahaan yang bernilai
hipotik.
- sifatnya
lebih luwes dibandingkan obligasi karena tidak memiliki jatuh tempo dan
juga tidak harus disediakan cadangan pelunasan hutang.
Sedangkan
kelemahan dari saham preferen bagi pihak perusahaan emiten sebagai berikut:
- pada
umumnya saham preferen harus dijual dengan tarif yang lebih tinggi
dibanding obligasi.
- dividen
yang dibayarkan kepada para pemegang saham preferen tidak bisa dikurangkan
dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan.
- biaya
saham preferen setelah pajak seringkali sama besar dengan jumlah
dividennya.
Bagi
investor, saham preferen memiliki beberapa keunggulan seperti berikut:
- saham
preferen menghasilkan hasil yang relatif stabil
- pemegang
saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa pada
kasus likuidasi
- banyak
perusahaan lebih sering menginvestasikan uang dalam saham preferen karena
70 atau 80 persen dari dividen yang diterima tidak terkena pajak
saham
preferen bagi investor mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
- meskipun
para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh resiko kepemilikan
perusahaan namun hasil pengembalian yang diperoleh sangat terbatas.
- fluktuasi
harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi, tetapi hasil
yang diperoleh sering lebih sedikit dibanding bunga obligasi.
- para
pemegang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas dividen.
- jumlah
akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran
kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.
PENARIKAN
KEMBALI HUTANG ATAU SAHAM PREFEREN
Hampir
seluruh emisi obligasi dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik
sehingga, jika diperlukan dapat dilakukan “paksaan” untuk menarik kembali surat
berharga mereka dengan premi opsi tarik.
Arus
kas setelah pajak memiliki tiga komponen (diasumsikan bahwa tidak ada
biaya-biaya transaksi).
- premi
opsi tarik.
- emisi
hutang baru.
- tambahan
pokok dari hutang.
Ada
dua masalah esensial. Pertama, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa
penarikan hutang kembali akan sedikit merubah struktur modal perusahaan karena
nilai pasar emisi hutang baru melebihi nilai pasar hutang yang ada. Ini
biasanya menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan dari segi perpajakan
karena leverage. Masalah kedua, hutang yang dapat ditarik sebaikanya tidak
dijual dengan harga yang melebihi opsi tarik diatambah premi yang kurang lebih
sama dengan pembiayaan penerbitan sewaktu memanfaatkan fasilitas opsi tarik.
0 komentar:
Posting Komentar