A.PENDAHULUAN
Konpensasi
manajemen adalah berbagai bentuk imbalan yang diberikan organisasi kepada para
karyawannya atas waktu, pikiran dan tenaga yang telah dikontribusikannya kepada
organisasi. konpensasi manajemen adalah merupakan salah satu unsur penting
dalam system pengendalian manajemen karena system kompensasi dapat mempengaruhi
aggota organisasi.
Sistem
pengendalian manajemen merupakan alat implementasi strategi. Efektivitas
peleksanaan strategi tergantung pada interaksi empat factor yaitu struktur
organisasi, pengendalian manajemen, peran sumbar daya manusia, sarta budaya
organisasi. Salah satu unsure yang sangat penting sumber daya manusia atau
modal manusia (human capital) yang akan melaksanakan strategi. Modal manusai
ini perlu dijaga oleh perusahaan dengan menciptakan system konpensasi yang
dapat mendorong kinerja dan menjaga agar modal manusia tidak meninggalkan
perusahaan.
Keselarasan tujuan (goal congruence) merupakan
inti dari Sistem Pengendalian Manajemen. Organisasi dapat seimbang apabila dapat
mewujudkan keselarasan tujuan antara tujuan organisasi degan tujuan dari
masing-masing individu atau sumberdaya manusia yang ada dalam perusahaan. Humam
capital akan memberikan kontribusi yang maksimal dalam mencapai tujuan
perusahaan, sebaliknya kontribusi yang maksimal tersebut harus diberikan
imbalan dalam bentuk kompensasi yang memuaskan. Oleh karena itu,
manajemen perushaaan harus berupaya mendorong kebijakan yang
dapat menjaga semangat para pekerjannya dalam melakukan
pekerjaannya didalam perusahaan setiap hari, yaitu kebijakan
kompensasi manajemen berbasiskan kinerja, yaitu kebijakan yang sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan dan sekaligus memuaskan
seluruh human capital atau orang-orang yang bekerja di
dalam perusahaan. Sistem kompensasi berbasiskan kinerja
ini harus dapat membedakan karyawan produktif dengan yang kurang atau tidak produktif, yang rajin dan malas, yang pintar dan
kurang pintar.
B.Penemuan
Penelitian Atas Insentif Organisasional
Kunci untuk memotivasi orang untuk berperilaku dalam sikap yang
memajukan tujuan organisasi terletak pada cara insentif
organisasi yang menghubungkan dengan tujuan individu.
Insentif dapat digolongkan menjadi insentif positif atau imbalan (reward)
merupakan hasil yang menambah kepuasan dari kebutuhan individu, dan insentif
negatif atau hukuman adalah hasil yang mengurangi kepuasan dari
kebutuhan individu. Imbalan berupa insentif adalah daya
tarik untuk memuaskan kebutuhan mereka yang setiap
individu tidak dapat memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi tersebut.
C.Kerakteristik
Dari Rencana Kompensasi Insentif
Total
kompensasi untuk manajer terdiri dari tiga komponen yaitu :
1.
Gaji
2.
Tunjangan (pension, kesehatan,
dan lainya)
3.
Kompensasi insentif
Tiga komponen itu bersifat independen, tetapi yang ketiga berhubungan
secara spesifik dengan fungsi pengendalian manajemen.
Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi rencana
insentif jangka pendek dan rencana insentif jangka panjang.
·
Rencana Insentif Jangka Pendek (Short-Term Incentive Plans)
·
Metode Kantong Total Bonus (The Total
Bonus Pool ) kantong bonus adalah jumlah bonus yang dapat dibayarkan kepada
kelompok karyawan yang mempunyai kualifikasi dalam tahun tertentu. Beberapa
cara untuk membentuk kantong bonus :
1. Bonus
sama dengan persentase dari laba (metode yang paling sederhana ).
2. Bonus
didasarkan kepada persentase laba per lembar saham.
3. Bonus
didasarkan laba dari modal yang diinvestasikan.
4. Bonus
didasarkan pada pertambahan laba dibandingkan laba tahun lalu.
Pada metode ini, pembayaran bonus ditetapkan pada kebijakan
manajemen (komite dewan direksi) setiap tahun. Metode ini lebih fleksibel, karena
pembayaran tidak ditentukan secara otomatis oleh formula
dan dewan direksi dapat melakukan penilaian, namun
kekurangannya adalah bonus kurang berhubungan langsung dengan prestasi sekarang ini.
·
Kompensasi Ditunda (Diferred Compensation ).
Bonus dihitung secara tahunan, tetapi pembayaran dibagi ke dalam
beberapa tahun (biasanya lima tahun). Pada metode ini,
pembayarannya sebagian didasarkan kinerja beberapa
periode yang lalu. Keuntungan dari metode ini terutama adalah mendorong para
pembuat keputusan untuk berpikir jangka panjang. Kelemahannya, dalam keadaan
tertentu manajer tidak akan menerima bonus yang ditunda, jika
dia meninggalkan perusahaan sebelum bonus tersebut
dibayarkan.
·
Rencana insentif jangka panjang (Long-Term Incentive Plans).
Premis dasar dari rencana ini adalah
pertumbuhan nilai saham biasa perusahaan yang merefleksikan
kinerja jangkan panjang.
·
Stock option (pilihan Saham). Opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah
saham, pada atau sesudah tanggal tertentu dikemudian hari. Metode ini, mernberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah saharn pada
periode tertentu di masa depan dan dengan harga tertentu.
·
Saham Pantom (Phantom Shares). Saham
pantom memberikan sejumlah saham kepada para manajer, tetapi hanya untuk
tujuan pembukuan. Pada metode ini, perusahaan memberikan hak
kepada karyawan untuk menerima uang sejumlah kenaikan
nilai saham sampai tanggal tertentu. di masa depan.
·
Hak Apresiasai Saham (Performance Shares). Rencana imbalan kinerja saham adalah memberikan sejumlah lembar saham
kepada manajer ketika tujuan jangka panjang tertentu
telah dicapai. Biasanya tujuan adalah untuk mencapai
pertumbuhan persentase pada laba per lembar saham.
·
Kinerja Unit (Performance Unit). Pada rencana kinerja unit, bonus tunai
dibayarkan ketika target-target jangka panjang tertentu tercapai. Metode ini
merupakan penggabungan hak apresiasi saham dengan kinerja
saham.
D.
Insentif Untuk Pejabat Korporat
Total bonus pool
dibagi untuk manajer korporat dan manajer unit bisnis. Setiap manajer korporat, kecuali CEO,
bertanggung jawab atas sebagian kinerja perusahaan secara keseluruhan, sehingga atas bonus (biasanya bersifat subyektif, karena
sulit mengukur). Kompensasi untuk CEO biasanya
didiskusikan oleh dewan direksi berupa komite kompensasi
.
E.
Insentif Untuk Manajer Unit Bisnis
Jenis-jenis insentif:
a. Insentif
bisa berupa finansial dan psikologi
b. Besar
Bonus Relatif Terhadap Gaji
Ada
dua pemikiran tentang bagaimana komposisi imbalan tetap (gaji dan tunjangan)
dan variable (bonus insentif) dalam total kompensasi
manajer. Pemikiran pertama, merekrut orang baik, membayar
mereka dengan baik dan mengharap kinerja baik. Pemikiran kedua, merekrut orang
baik, mengharap mereka bekerja dengan baik dan membayar
mereka dangan baik jika kinerja sesungguhnya baik.
c. Tingkat Batas (Cutoff Levels)
Rencana bonus mempunyai tingkat batas atas
(bonus maksimum yang dicapai) dan
batas bawah (tidak diberi bonus).
d. Basis Bonus
Bonus insentif manajer unit bisnis didasarkan
pada total laba perusahaan atau pada
laba unit bisnis atau kombinasi dari keduanya.
Kriteria Kinerja (Performance
Criteria)
1. Kriteria Keuangan (Financial Criteria).
Jika unit bisnis berupa pusat laba, maka kriteria keuangan
meliputilaba kontribuisi, laba langsung,laba terkendali, laba sebelum pajak,
dan laba bersih. Jika unit bisnis berupa pusat investasi, keputusan didasarkan
tiga hal : (a) definisa laba (b) definisa investasi, dan (c) pilihan antara ROI
dan EVA.
2. Penyesuaian Faktor- faktor yang Dapat
Dikendalikan. Ada 2 macam, yaitu:
a) Penyesuaian akibat keputusan yang dibuat oleh
para eksekutif atasan unit bisnis, dan
b) Penyesuaian akibat “ perbuatan alam “ dann
kecelakaan yang bukan disebabkan oleh kelalaian manajer.
3.
Tunjangan dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek.
Hal ini bisa menimbulkan perilaku disfungsional.
4. Mekanisme
Untuk Mengatasi Penyimpanan Jangka Pendak. Untuk menghindari perilaku
disfungsional, maka bonus didasarkan pada kinerja beberapa tahun.
5.
Benchmark Untuk Perbandingan. Perbandingan bisa
didasarkan dengan anggaran laba, kinerja masa lalu, dan kinerja pesaing.
e. Pendekatan Bonus
Imbalan bonus bagi manajer unit usaha
ditentukan dengan menggunakan formula seperti persentase laba operasi unit
usaha atau dengan penilaian subjektif oleh atasan, atau kombinasi keduanya.
F. TEORI AGENSI
Konsep hubungan agensi terjadi pada saat satu
pihak (principal) sepakat memakai pihak lain (agen) untuk melaksanakan beberapa
jasa, dan mendelegasikan keputusan kepada agen. Dalam perusahaan, pemegang
saham adalah principal dan CEO adalah agen. Satu elemen kunci dari teori
keagenan adalah bahwa principal dan agen mempunyai perbedaan preferensi dan
tujuan.
Perbedaan
Principal dan Agen
Teori
agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka
sandiri. Agen diasumsikan menerima kepuasan bukan saja dari kompensasi
keuangan, tetapi juga dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan agensi.
Daftar
pustaka:
Anthony,
Robert N. and Vijay Govindarajan. (2007). Management Control
Systems.
12nd
ed, New York: Published by McGraw-Hill Education (Asia) and
Printed in
Singapore.
Garrison,
Ray H , Eric W Noreen and Peter C Brewer. 2006. Managerial Accounting.
Edition
11th . McGraw-Hill Companies, Inc.
Supriyono.
R.A. 1999. Akuntansi Manajemen: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan
Proses
Perencanaan. Yogyakarta: BPFE.
Gaspersz,
Vincent, (2007). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industry:
Strategi Dramatik Reduksi Cacat/Kesalahan, Biaya, Inventori, dan
Lead Time Dalam Waktu Kurang dari 6 Bulan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Supriyono.
R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 1, Edisi pertama,
Yogyakarta
: BPFE.
Hansen,
Don R. And Marryane M. Mowen. 2005. Management
Accounting. Edition 7th.
South-Western
of Thomson Learning.
Mulyadi.
1997. Manajemen Akuntansi: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta:
STIE
YKP