Satelit
Farmasi Gawat Darurat dikelola
Instalasi farmasi rawat inap oleh lima orang Asisten Apoteker (AA) yang
dipimpin oleh satu orang AA senior, di bawah pengawasan Apoteker Kepala Sub
Instalasi Farmasi Rawat Inap. Satelit Farmasi ini berfungsi sebagai penunjang
pelayanan kesehatan dalam hal penyediaan obat dan alat kesehatan, terutama
obat-obat penyelamat hidup (life saving drugs), selama 24 jam setiap
hari termasuk hari libur.
Satelit Farmasi Gawat Darurat
juga melayani resep dari satelit farmasi lainnya di luar jam pelayanan (IRNA,
IRJA, BS, dan HD) sehingga juga menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan pada
umumnya. Pelayanan di Satelit Farmasi Gawat
darurat dibagi menjadi 3 shift yaitu:
a)
Shift pagi :
pukul 07.00 – 14.00 WIB
b)
Shift siang : :pukul 14.00 – 21.00 WIB
c)
Shift malam :
pukul 21.00 – 07.00 WIB
Masing–masing AA bertugas secara bergantian sesuai
dengan jadwal shiftnya, setelah 3 hari bertugas ada libur selama 1 hari
(Sistem 3-1). Adapun tugas dan tanggung jawab AA di Satelit Farmasi Gawat
Darurat, adalah memberikan pelayanan
dan penyediaan kebutuhan perbekalan farmasi di satelit farmasi selama 24 jam yang meliputi :
1)
Mengecek dan mengontrol
persediaan obat dan alkes, mencatat obat keluar masuk dalam kartu stock.
2)
Meng-entry data pemakaian obat dan alat
kesehatan yang dilayani ke Sistem Informasi Manajemen (SIM).
3)
Memberi
harga perbekalan farmasi pada kartu obat pasien dan membuat kuitansi pembayaran
untuk obat-obat di luar ASKES yang membutuhkan pembayaran.
4)
Melayani
dan menyediakan obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan di IGD.
5)
Melayani
pengambilan obat untuk pasien rawat inap di luar jam pelayanan apotek rawat
inap.
6)
Menyiaan paket
hemodialisa.
7)
Memeriksa kelengkapan
obat-obatan dan alat kesehatan untuk shift berikutnya dan diberitahukan
kepada petugas jaga shift berikutnya.
8)
Melakukan pengecekan
perbekalan farmasi yang hampir habis dan membuat surat permintaan ke gudang
farmasi, juga melakukan pengecekan bila barang datang sebelum disimpan.
9)
Mengisi obat yang siap
saji dari gudang bufer.
10)
Melakukan pengecekan
obat-obat yang hampir kadaluarsa untuk selanjutnya dikirim kembali ke gudang.
11)
Mengecek penggunaan dan
melakukan pengisian kembali obat floor stock di VK (kebidanan) dan OK
(operasi) IGD bekerja sama dengan paramedis di IGD.
12)
Menyelesaikan laporan
dan administrasi lain untuk mengontrol keadaan perbekalan farmasi dan bagaimana
distribusinya, serta menjamin kualitas pelayanan.
13)Melaporkan
apabila menemui kesulitan dalam pelayanan Satelit Farmasi Gawat Darurat kepada Apoteker
jaga atau Instalasi Farmasi untuk dicari jalan keluarnya.
14)Mentransfer
informasi yang penting kepada petugas jaga berikutnya jika memerlukan tindakan
lanjutan
15)Mencatat
pemakaian obat narkotik dalam kartu penyerahan narkotik.
a.
Pengelolaan
Perbekalan Farmasi SFGD
1) Persediaan perbekalan farmasi
Persediaan obat dan alat kesehatan di Satelit
Farmasi Gawat Darurat
menggunakan surat permintaan barang ke gudang farmasi berdasarkan kebutuhan SFGD, dan dilakukan setiap waktu tergantung
pada kebutuhan SFGD.
Persediaan obat-obatan dan alkes yang menipis dicatat dalam buku defecta pada
setiap akhir jaga. Selanjutnya dibuat surat permintaan barang dan keesokan harinya barang sudah dapat diterima
dari gudang. Obat dan alat kesehatan yang datang dicek oleh AA yang bertugas
untuk mengontrol barang yang datang sesuai dengan permintaan. Penyimpanan
dilakukan di tempat yang berfungsi sebagai buffer stock. Jumlah barang
yang masuk dicatat di kartu stok obat. Permintaan cito dilakukan jika
stok obat dan alat kesehatan di buffer stock Satelit Farmasi Gawat
Darurat sudah tidak tersedia lagi.
Obat dan alat kesehatan life saving harus disediakan di setiap ruang tindakan emergency.
Tata laksana pengadaannya sebagai berikut :
a)
Penanganan
pasien emergency di SFGD, petugas kesehatan mengambil obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan di
Satelit Farmasi Gawat Darurat dan mencatatnya dalam kartu obat.
b)
Obat
dan alat kesehatan ditempatkan diruangan dengan susunan yang sudah ditentukan.
c)
Petugas
melakukan rekapitulasi pemakaian obat setiap penggunaan obat dan alat
kesehatan.
d)
Dokumentasi
setiap pemakaian obat dicatat dalam buku permintaan.
2)
Penyimpanan
Satelit Farmasi Gawat Darurat memiliki dua tempat penyimpanan untuk obat dan
alat kesehatan yang baru datang dari gudang farmasi. Obat dan alat kesehatan
diletakkan di tempat yang langsung dipakai untuk obat yang hampir habis dan
tempat penyimpanan lainnya adalah di buffer stock.
Sistem penyimpanan obat berdasarkan dua katagori
pasien yaitu pasien umum dan pasien askes dibedakan berdasarkan kartu obat yang
gunakan pasien. Kartu obat berwarna putih untuk pasien katagori askes dan kartu
obat berwarna kuning dan hijau untuk pasien katagori umum (jamkesmas dan umum).
Obat minum atau per oral ditempatkan dalam almari
sedangkan obat injeksi dan alat kesehatan ditempatkan dalam rak-rak. Khusus
untuk obat-obat narkotik disimpan dalam almari khusus narkotik. Obat yang
stabil pada suhu kamar dan alat kesehatan dimasukkan dalam wadah dan diberi
label nama barang di bagian depannya. Pemberian nama obat injeksi dan alat kesehatan
diurutkan secara alfabetis sedangkan untuk obat minum diurutkan berdasarkan
alfabetis dan kelas terapi. Obat-obat yang tidak stabil pada suhu kamar
disimpan dalam lemari es, misalnya ATS (Anti Tetanus Serum), heparin, ABU (Anti
Bisa Ular), imunoglobulin, albumin, insulin, pentotal, tramadol, suppositoria
dan lain-lain. Penyimpanan infus ditempatkan pada rak tersendiri dan diberi
label yang jelas untuk menghindari kesalahan pengambilan. Semua obat dan alat
kesehatan didistribusikan dengan sistem FIFO (First In First Out)
sehingga penyimpanannya menyesuaikan sistem tersebut.
3) Distribusi
Dalam pemilihan metode distribusi obat di SFGD ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
a) pelayanan
kesehatan di SFGD
b) Cakupan
Jumlah pasien yang dilayani di SFGD
c)
Cakupan
tindakan medik yang dilakukan di SFGD, terutama tindakan operatif
d)
Jumlah
tenaga medis maupun non medis di SFGD
e) Alur
pelayanan pasien.
Sistem
distribusi obat dan alat kesehatan di Satelit Farmasi Gawat Darurat RSMS:
a)
Sistem individual prescribing.
Sistem ini diterapkan untuk :
(1) Pasien
IGD yang kondisinya baik dan diperbolehkan pulang (rawat jalan), maka keluarga
pasien akan membawa resep dari dokter ke Satelit Farmasi Gawat Darurat.
(2) Pasien IGD yang mendapatkan tindakan, maka dokter
meresepkan obat dan alat kesehatan yang diperlukan.
(3) Pembedahan minor, misalnya lecet atau tergores, biopsy
kulit dan circum section.
(4) Selain life saving
drug dan obat atau alkes bedah minor, juga melayani paket Obat atau alkes
untuk Hemodialisa.
b)
Sistem Floor stock
Sistem
ini diterapkan untuk kamar operasi minor, kamar operasi mayor, VK IGD, ruang resusitasi dan ruang
pemulihan. Yang termasuk dalam sistem ini adalah emergency kit berupa
troli berisi ECG di ruang resusitasi, nebulizer di ruang infeksius dan Sphygmomanometer
di ruang pemulihan dan ruang operasi minor. Floor stock berupa kapas,
gunting kasa, kasa, perhidrol, lysol tersedia di ruang operasi minor dan mayor.
c)
Kombinasi floor
stock dan individual prescribing
Sistem ini dikenal dengan sistem paket
yang diterapkan untuk tindakan operasi yang sering dilakukan di IGD. Keuntungan
penerapan sistem ini dapat meminimalkan kehilangan obat maupun alat kesehatan,
karena obat-obat yang telah dipakai ditulis di kartu obat sedangkan obat sisa
dikembalikan. Obat dan alat kesehatan yang digunakan untuk operasi disiapkan
dalam satu paket menggunakan wadah khusus, ini yang dimaksud dengan sistem floor
stock-nya, sedangkan sistem individual prescribing-nya adalah ketika
dokter meminta paket ke Satelit Farmasi Gawat
Darurat melalui perawat. Terdapat 4 macam paket
di Satelit Farmasi Gawat Darurat
sesuai dengan jenis operasi yaitu paket laparotomy, craniotomy, sectio cesaria.
d.
Pelayanan Resep di
SFGD
Komitmen pelayanan
obat di IGD yakni pasien telah memperoleh obat maksimal dalam 5 menit. Tujuan
komitmen ini adalah agar pasien mendapat obat dan alat kesehatan dalam jumlah
dan waktu yang tepat terutama obat live saving.
Ruang lingkup pelayanan meliputi
pelayanan obat dan alat kesehatan di instalasi farmasi gawat darurat. Kebijakan
dalam distribusi dan penyerahan obat serta alat kesehatan dilaksanakan secara
tepat kepada pasien umum dan pasien peserta ASKES yang membutuhkan selama 24
jam. Untuk pasien yang sedang diobservasi di Gawat Darurat :
1)
Petugas IGD meminta obat
injeksi dan alat kesehatan untuk pasien di Satelit Farmasi Gawat Darurat. Obat yang
diminta disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
2)
Petugas IGD mengambil
perbekalan yang dibutuhkan kemudian mencatat semua perbekalan farmasi sesuai
dengan jenis dan jumlahnya ke dalam kartu obat pasien.
3)
Petugas farmasi
melakukan entry resep di komputer dan menuliskan harga.
4)
Petugas farmasi
melakukan rekapitulasi ketika pasien akan dirawat di ruang rawat inap.
Untuk pasien yang
dioperasi di OK IGD :
1)
Pelayanan perbekalan
farmasi di OK IGD untuk pasien yang akan dioperasi menggunakan sistem paket
2)
Petugas OK IGD
mengajukan permintaan paket perbekalan farmasi sesuai dengan jenis operasi
3)
Setelah
selesai operasi petugas OK IGD mengembalikan paket perbekalan farmasi ke
Satelit Farmasi Gawat Darurat.
4)
Petugas
satelit farmasi memeriksa dan menghitung kembali jumlah perbekalan farmasi yang
telah digunakan dan sisanya
5)
Perbekalan
farmasi yang telah digunakan di-entry ke dalam komputer.
Untuk pasien yang diperbolehkan pulang di Gawat
Darurat :
1)
Menerima resep gawat
darurat
2)
Memeriksa
kelengkapan resep, yaitu; nama pasien, nomor rekam medik, alamat pasien, umur
pasien, nama dokter penulis resep, asal poliklinik
3)
Melakukan
entry data di komputer
4)
Mengkonfirmasikan
harga obat kepada pasien, dan bila pasien menyetujui harga obat tersebut
ditulis di resep
5)
Pasien
melakukan proses pembayaran di kasir.
6)
Mengisi
obat (dispensing) sesuai dengan jenis sediaan ke dalam wadah obat/plastik,
untuk obat non racikan
7)
Memasukkan
obat tersebut ke dalam wadah obat/plastik yang telah disediakan
8)
Melakukan
pemeriksaan kesesuaian obat yang telah di dispensing dengan permintaan dalam
resep, yaitu;
a)
Identitas pasien
b)
Asal resep (poliklinik)
c)
Nama obat
d)
Jenis sediaan obat
e)
Jumlah obat
f)
Aturan pakai obat dalam
etiket
9)
Memanggil
pasien/keluarganya serta memastikan identitas pasien sudah benar
10)
Menyerahkan
obat yang telah diperiksa kepada pasien/keluarganya
11)
Memberikan
informasi yang tepat dan secukupnya.
Prosedur penggunaan paket obat dan alkes di IGD :
ü
Menulis
di kartu obat anastesi obat-obat dan alkes yang telah digunakan seperlunya,
kemudian masukkan sisa obat dan alkes ke dalam box. Bila obat dalam bentuk
sediaan ampul maka sisa obat dimasukkan ke dalam spuit kemudian ditulis nama
obat dan dosisnya.
ü
Menutup
rapat box, kemudian kirim kembali box ke apotek SFGD beserta kartu obatnya
untuk segera diselesaikan administrasinya.