| Gudang artikel

PENGANTAR AKUNTANSI DAN BISNIS

Sabtu, 26 Maret 2011

Pengertian Perusahaan dan Tujuannya
Secara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.

Jenis-Jenis Perusahaan
Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu :
a)      Perusahaan Manufaktur (Manufacturing)
Mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan.
b)      Perusahaan Dagang (Merchandising)
Menjual produk kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk barang dan jasanya.
c)      Perusahaan Jasa (Service)
Menghasilkan jasa untuk pelanggan.

Jenis-Jenis Organisasi Perusahaan
Umumnya, terdapat empat bentuk perusahaan yang berbeda, yakni :
a)      Perusahaan Perseorangan à dimiliki oleh perorangan
b)      Persekutuan (partnership) à dimiliki dua atau lebih individu
c)      Korporasi (corporation) à dibentuk sebagai suatu badan hukum terpisah
d)     Perusahaan dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Corporation)
Menggabungkan karakteristik persekutuan dan korporasi.
Ketiga jenis perusahaan (manufaktur, dagang dan jasa) dapat berbentuk perseorangan,  persekutuan, korporasi maupun campuran.

Strategi Bisnis
Serangkaian rencana dan tindakan terintegrasi yang didesain bagi perusahaan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan melebihi pesaingnya sekaligus memaksimalkan laba. Dua strategi dasar yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah strategi biaya rendah (low-cost strategy) dan strategi diferensiasi (differentiation-strategy).

Rantai Nilai Perusahaan
Apabila perusahaan telah memilih satu strategi tertentu, maka strategi tersebut harus diterapkan pada rantai nilainya. Rantai nilai (value of chain) adalah cara yang dilakukan perusahaan untuk memberi nilai tambah bagi pelanggannya mulai dari proses input sampai menjadi output dari sebuah produk barang/jasa.


Pihak-Pihak yang Berkepentingan
Business Stakeholder/pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan adalah perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Terdiri dari :
a)      Pemilik (owners)
Pihak yang menginvestasikan sumber dayanya.
b)      Manajer (manager)
Orang yang diberi kewenangan oleh pemilik untuk mengoperasikan perusahaan.
c)      Karyawan (employee)
Orang-orang yang memberikan jasanya kepada perusahaan sehingga mereka memperoleh upah.
d)     Pelanggan (customers)
Pihak yang membeli/mengkonsumsi barang/jasa yang dijual/dihasilkan perusahaan.
e)      Kreditor (creditors)
Pihak yang menginvestasikan sumber dayanya melalui pemberian kredit.
f)       Pemerintah (government)
Pihak yang berkepentingan terhadap pemungutan pajak perusahaan.

Peranan Akuntansi dalam Perusahaan
Secara umum, akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Proses di mana akuntansi menghasilkan informasi bagi pihak-pihak berkepentingan dapat dilihat dari gambar berikut :


Profesi Akuntansi
Para akuntan berkarier sebagai akuntan perusahaan atau akuntan publik. Akuntan yang bekerja pada perusahaan atau organisasi nirlaba disebut sebagai akuntan swasta (private-accountant); sedangkan akuntan beserta staf mereka yang memberikan jasa akuntansi berdasarkan honor (fee) disebut akuntan public (public-accountant).

Bidang Spesialisasi Akuntansi
Pada umumnya, terdapat dua bidang akuntansi yaitu :
a)      Akuntansi keuangan (financial-accounting)
Berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan.
b)      Akuntansi manajemen
Menggunakan akuntansi keuangan maupun data yang diestimasi untuk membantu manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan serta  membuat prediksi di masa depan.
Bidang lainnya yang terkait ialah akuntansi biaya, akuntansi lingkungan, akuntansi pajak, sistem akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi organisasi nirlaba dan akuntansi sosial.

Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP-General Accepted Accounting Principle)
Prinsip dan konsep akuntansi dikembangkan dari hasil penelitian praktek akuntansi sehari-hari. Saat ini, Financial Accounting Standards Board (FASB) merupakan lembaga yang memiliki kewenangan di AS dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi. Tugas yang sama dilakukan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).

Beberapa konsep dan prinsip akuntansi ialah :
a)      Konsep Entitas Usaha (Business Entity Concept)
Perusahaan dipandang sebagai entitas terpisah dari pemilik, kreditor maupun pihak yang berkepentingan lainnya.
Misal : akuntan yang bekerja pada sebuah perusahaan hanya akan melakukan pembukuan terhadap kegiatan perusahaan bukan kegiatan pribadinya.
b)      Konsep Biaya (Cost Concept)
Merupakan dasar untuk membukukan harga pertukaran atau biaya.
Misalnya : sebuah mesin dibeli seharga Rp 10 juta, maka jumlah tersebut harus dimasukkan ke dalam catatan akuntansi pembeli. Mungkin sebelumnya, penjual meminta harga Rp 12 juta; sementara mungkin pembeli menawar Rp 8 juta untuk mesin tersebut.
c)      Konsep Objektivitas (Objectivity Concept)
Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan pada bukti obyektif.
d)     Konsep Unit Pengukuran (Unit of Measure Concept)
Data ekonomi dicatat dalam satuan mata uang.

Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
Sumber daya yang dimiliki perusahaan disebut aktiva (assets). Contohnya : kas, tanah, gedung, peralatan, dsb. Hak atau klaim atas asset, dibagi menjadi dua jenis utama, yakni :
a)      Hak Kreditor
Memperlihatkan utang perusahaan yang disebut kewajiban (liabilities)
b)      Hak Pemilik
Disebut juga ekuitas pemilik (owner’s equity)
Hubungan antara liabilities dan owner’s equity ialah :




                                       Aktiva =   Kewajiban   +  Ekuitas

Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan akuntansi (accounting-equation). Biasanya kewajiban diletakkan sebelum ekuitas pemilik karena kreditor mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan.

Transaksi Bisnis dalam Persamaan Akuntansi
Kejadian atau kondisi ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas disebut transaksi bisnis (business transaction). Semua transaksi bisnis dapat dinyatakan dengan perubahan pada ketiga unsur persamaan akuntansi.

Contoh Soal (1) :
Asep Sunarya adalah seoranga pemilik dari  Pasti Sukses, sebuah perusahaan konsultan motivasi.  Pada akhir periode akuntansi, 31 Desember 2007, Pasti Sukses memiliki asset/aktiva Rp800,000,000 dan liabilities/kewajiban of Rp350,000,000.  Dengan menggunakan persamaan akuntansi, tentukanlah :
  1. Ekuitas pemilik tanggal December 31, 2007.
  2. Ekuitas pemilik tanggal December 31, 2008, dengan asumsi bahwa asset telah naik sebesar Rp130,000,000 dan kewajiban menurun sebesar Rp25,000,000 selama tahun 2008.
Jawab :
a)      Aktiva                         =  Kewajiban + Ekuitas Pemilik
          Rp800,000,000             =  Rp350,000,000 + Ekuitas Pemilik
Ekuitas Pemilik           =  Rp450,000,000
b)      Aktiva                         = Kewajiban  + Ekuitas Pemilik
            Rp130,000,000           = –Rp25,000,000 + Ekuitas Pemilik                                             
            Ekuitas Pemilik           = Rp155,000,000
            Ekuitas Pemilik pada tanggal 31 Desember 2008 adalah :
            Rp605,000,000 (Rp450,000,000+Rp155,000,000)

Contoh Soal (2) :
Cinta Cita mendepositokan uangnya sebesar Rp 25 juta sebagai modal.



Terdapat 3 point penting dalam persamaan akuntansi :
a)      Dampak dari setiap transaksi adalah peningkatan atau penurunan satu atau lebih unsur dalam persamaan akuntansi
b)      Kedua sisi persamaan akuntansi harus sama jumlahnya
c)      Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi oleh pemilik dan berkurang sebesar penarikan oleh pemilik. Selain itu, ekuitas pemilik bertambah karena pendapatan dan berkurang karena beban.


Contoh Soal (3) :
Simatupang Express dimiliki oleh  Bonar Simatupang. Transaksi di bawah ini merupakan transaksi dari Simatupang Express selama bulan Februari:
  1. Menerima kas dari pemilik sebagai investasi tambahan, Rp35,000,00.
  2. Membayar kreditor, Rp1,800,000.
  3. Mengirim tagihan kepada pelanggan untuk jasa pengiriman, Rp11,250,000.
  4. Menerima kas dari pelanggan, Rp6,740,000.
  5. Mengambil kas untuk kepentingan pribadi, Rp1,000,000.
Analisa pengaruh untuk setiap transaksi dalam unsur-unsur persamaan akuntansi (Assets, Liabilities, Owner’s Equity, Drawing, Revenue, and Expense) dengan mengurutkan setiap transaksi, 1-5.  Juga, analisa setiap unsur yang terkena pengaruh.
Jawab :
1)    Asset (Cash) naik Rp35,000,000; Owner’s Equity (Bonar Simatupang, Capital) naik by Rp35,000,000
2)    Asset (Cash) menurun sebesar Rp1,800,000; Liability (Accounts Payable) menurun sebesar Rp1,800,000
3)    Asset (Accounts Receivable) naik Rp11,250,000; Revenue (Simatupang Express) naik Rp11,250,000.
4)    Asset (Cash) naik Rp6,740,000; Asset (Accounts Receivable) menurun sebesar Rp6,740,000.
5)    Asset (Cash) menurun sebesar Rp1,000,000; Owner’s Equity (Bonar Simatupang, Drawing) naik Rp1,000,000

Laporan Keuangan
Setelah transaksi dicatat, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut sebagai laporan keuangan. Terdapat 4 jenis laporan keuangan utama yang biasa digunakan oleh sebuah perusahaan :
a)      Laporan Laba-Rugi ( income statement)
Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu (sebulan/setahun).
b)      Laporan Ekuitas Pemilik (Owner’s Equity Statement)
Suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu (sebulan/setahun).
c)      Neraca (Balance Sheet)
Suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan/akhir tahun.
d)     Laporan Arus Kas (Cash-Flow Statement)
Suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu (sebulan/setahun).

Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Laporan ini menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching-concept). Konsep ini menandingkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama satu periode akuntansi.
Contoh laporan rugi-laba :



Laporan Ekuitas Pemilik (Owner’s Equity Statement)
Laporan ini menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba-rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus disajikan dalam laporan ini. Demikian pula halnya, laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan dalam neraca.
Contoh laporan ekuitas pemilik :

Neraca (Balance Sheet)
Laporan ini menyajikan posisi keuangan (aktiva dan passive) dan dapat berbentuk skontro (bentuk T-account) maupun staple (report-form). Pada bagian aktiva, disajikan urutan asset berdasarkan tingkat likuiditasnya dan di bagian passiva disajikan urutan kewajiban/ utang berdasarkan jangka waktunya dan modal pemilik.
Contoh neraca :



Laporan Arus Kas (Cash-Flow Statement)
Laporan ini menyajikan penerimaan maupun pengeluaran kas yang bersumber dari 3 jenis aktivitas, yakni :
a)      Aktivitas Operasi
Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas berkaitan kegiatan operasional perusahaan.
b)      Aktivitas Investasi
Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian maupun penjualan aktiva tetap.
c)      Aktivitas Pendanaan
Bagian ini melaporkan  transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana maupun pengambilan uang oleh pemilik.
 Contoh laporan arus kas :

Makalah Pengembangan Media Belajar

Jumat, 25 Maret 2011
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah lakuanakdidik disekolah. Halitu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam menglola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,tujan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perllu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukanmasih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkanjumlah anak didik di kelas. Meaplakasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelasadalah upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu memanfatkan beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.


PEMBAHASAN
Kata media dalam bahasa Arab diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Namun kata media ini mempunyai batasan yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar menurut  Gagne. NEA (National Education Association) memberikan batasan yang berbeda tentang media yaitu bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Dengan batasan-batasan yang ada dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu alat komunikasi, baik cetak maupun audio visual, yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima pesan dan merangsang siswa untuk belajar. Apabila media ini membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Dalam perkembangannya, istilah Media atau Media Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat peraga atau alat bantu mengajar yang berupa alat bantu visual atau alat bantu audio visual (dengar pandang) saja, melainkan terdapat hubungan dalam teori komunikasi serta pendekatan sistem dalam proses belajar mengajar dimana media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran (instruksional). Media Pendidikan ini lebih sesuai jika disebut Media Pembelajaran.

Definisi media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinyakomunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisitersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Fungsi Media Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapatdiketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.

Perangkat dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Perangkat media pembelajaran. Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan olehmaterial kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel,papan flanel, dan sebagainya.
Istilah hardware dan software tidak hanya dipakai dalam dunia komputer, tetapi juga untuk semua jenis media pembelajaran. Contoh, isi pesan yang disimpan dalam transparansi OHP, kaset audio, kaset video, film slide. Software adalah isi pesan yang disimpan dalam material, sedangkan hardware adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituangkan ke dalam material untuk dikirim kepada audien. Contoh, proyektor overhead, proyektor film, video tape recorder, proyektor slide, proyektor  filmstrip.
Klasifikasi media pembelajaran. Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2)  Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)Ibrahim. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu  benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar,  penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu,  menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,  film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa,  media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
Media Pembelajaran Dua Dimensi. Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
Media Pembelajaran Tiga Dimensi. Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu  berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit. Contoh media pembelajaran tiga dimensi yaitu : Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata, Belajar benda sebenarnya melalui specimen, Belajar melalui media tiruan, Peta timbul, Globe, Boneka dan lain-lain.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya. Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.
Contoh alat peraga :



PENUTUP
Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2)  Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)Ibrahim.
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa macam-macam media pembelajaran jumlahnya sangat banyak,Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu: Media Pembelajaran Dua Dimensi dan Media Pembelajaran Tiga Dimensi.

1. Media Pembelajaran Dua Dimensi
a. Media hasil teknologi cetak
b. Media hasil teknologi audio-visual
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer
d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan teknologi computer.
2. Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata, Belajar benda sebenarnya melalui specimen, Belajar melalui media tiruan, Peta timbul, Globe, Boneka dan lain-lain.
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a.Media auditif
b. Media visual
c. Media audio visual,terdiri dari Audio visual murni dan Audio visual tidak murni
Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat
c. Media untuk pembelajaran invidual
Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:
a. Media sederhana
b. Media komplek
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.
Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.

GEOMETRI AKSIOMATIS


Ciri khas paling utama yang membedakan matematika dari berbagai cabang sains empiris dan yang bertanggung jawab akan kemasyurannya sebagai ratunya sains. Tidak meragukan adalah keistimewaannya pada hasilnya yang perlu dan pasti. Suatu hipotesis yang berkaitan dengan “materi fakta empiris” dapat mencapai paling baik seperti yang biasa disebut memiliki probabilitas tinggi atau mempunyai derajat konfirmasi tinggi atas dasar bukti relevan yang tersedia. Tetapi, bagaimanapun baiknya hipotesis itu telah dikonfirmasikan dengan uji yang hati-hati, probabilitas yang tinggi tersebut tidak akan pernah menepis atas penolakan bahwa hipotesis itu kelak di kemudian hari berdasarkan bukti ketidakcocokannya atas metode uji yang baru. Jadi, semua teori dan hipotesis sains empiris tunduk pada ciri khas “untuk sementara waktu” yang telah dibangun dan diterima “sampai catatan selanjutnya”. Sementara teorema-teorema matematika sekali dibuktikan, sekali dibangun, untuk selama-lamanya.
            Sifat kebenaran matematika dapat dipahami melalui analisis metode dengan cara bagaimana ia dibangun. Di sini dengan singkat dapat disebutkan : cara ini adalah metode demonstrasi matematis yang terdiri atas deduksi logis proporsisi-proporsisi yang akan dibuktikan dari proporsisi-proporsisi lainnya, yang telah terlebih dahulu dibuktikan. Geometri secara historis merupakan contoh pertama kali dari disiplin matematika yang disajikan secara aksiomatis. Seperangkat postulat klasik, bagaimanapun, di mana Euclid mandasarkan sistemnya, telah terbukti ketakcukupannya untuk deduksi di atas teorema-teorema terkenal dalam apa yang disebut dengan gometri-euclid, maka postulat-postulat klasik ini telah direvisi dan ditambahkan dalam zaman modern ini, dan sekarang berbagai postulat yang cukup memadai untuk geometri Euclid, telah tersedia. Orang yang sangat dekat hubungannya dengan system Euclid barangkali adalah Hilbret.
Ketidakcukupannya Postulat-Postulat Euclid
            Tak cukupnya perangkat postulat-postulat milik Euclid adalah penggambaran suatu titik yang krusial bagi metode aksiomatis dalam matematika modern. Setelah postulat-postulat suatu teori ditetapkan, setiap proporsisi selanjutnya dalam teori itu harus dibuktikan secara eksklusif dengan metode deduksi logis dari postulat-postulat. Setiap keinginan, eksplisit atau implicit, terhadap semacam perasaan atau self-evidence, atau terhadap cirri khas gambar-gambar geometri , atau terhadap pengalaman kita terhadap benda-benda kaku dalam ruang fisik atau sejanis, amat sangat dilarang. Cara-cara demikian boleh mempunyai nilai heuristic (meneliti sendiri) dalam membimbing usaha kita untuk mencapai bukti langsung teori-teori itu, akan tetapi bukti itu sendiri harus sama sekali tidak memuat acuan yang demikian sebagai alat bantu. Hal ini penting utamanya dalam geometri, dimana apa yang biasa kita sebut intuisi hubungan geometri kita, dibantu oleh acuan gambar-gambar atau pengalaman fisik terdahulu, dapat dengan diam-diam mempengaruhi penggunaan asumsi-asumsi yamg tidak dirumuskan di dalam postulat-postulat atau tidak dapat dibuktikan dengannya.
Kepastian Matematika                                                                                                               
            Ciri khas deduksi murni dalam pembuktian matematika inilah yang membentuk dasar kepastian matematika. Apa yang dibangun oleh bukti matematis yang rigor (umpamanya proporsisi tentang jumlah sudut-sudut suatu segitiga) bukanlah kebenaran proporsisi dalam permasalahan itu melainkan pemahaman suatu kondisional yang berarti bahwa proporsisi itu pasti benar asalkan saja postulat-postulat itu benar. Dengan kata lain, bukti proposisi matematika membangun fakta bahwa yang terakhir itu adalah implikasi logis dari postulat-postulat teori yang yang dipermasalahkan. Jadi, setiap teorema matematika dapat disusun kedalam bentuk:
(P1.P2.P3…PN) ------> T
Dimana ungkapkan sebelah kiri adalah konjungsi (gabungan arsesi) dari semua postulat, lambing sebelah kanan menyajikan teorema dalam perumusan biasanya, dan panah mengungkapkan relasi implikasi logis atau kelahiran. Ketetapan cirri khas teorema matematika ini adalah penalaran tentang kepastian dan keperluan utama, disebutkan dimuka.
Ciri khas deduksi murni ialah bahwa kesimpulan yang diperoleh tidak lain hanyalah mengarsesi kembali (sejati atau tak sejati) bagian apa yang telah diungkapkan dalam premis-premis. Hal yang sama dalam semua kasus deduksi logis yang lain (dan merupakan satu-satunya metode bukti dalam matematika) adalah suatu teknik analisis konsptual : metode menyingkap asersi apa yang tersembunyi di dalam seperangkat premis yang diberikan.
Oleh karena semua bukti matematis mendasarkan secara ekslusif pada deduksi logis dari postulat-postulat tertentu, akibatnya ialah bahwa suatu teorema matematika tertentu, seperti teorema Pythagoras di dalam geometri tidak mengarsesikan apapun bahwa secara objektif atau secara teoritis baru jika dibandingkan dengan postulat-postulat tempat teorema-teorema itu diturunkan, meskipun isinya dapat saja secara psikologis baru dalam arti bahwa kita tidak menyadari atas keberadaannya secara implisit telah terkandung di dalam postulat-postulat itu.
Sifat kepastian utama matematika itu sekarang jelas : suatu teorema matematika adalah pasti relatif terhadap perangkat aksioma dari mana teorema itu diturunkan, yaitu perlu untuk benar jika dibuktikan secara rigor, mengarsesikan kembali bagian apa yang telah dipersyaratkan dalam postulat-postulat. Kebenaran jenis kordisional ini jelas berimplikasi tidak ada arsesi tentang materi fakta empiris dan dengan demikian menjadi tidak pernah terjadi pertentangan dengan sembarang penemuan empiris, bahkan pada jenis yang paling tidak diharapkan sekalipun. Kebenaran matematika adalah kepastian yang tidak dapat dipersalahkan oleh sebab ia kosong dari faktual, atau konten empiris. Dengan demikian sebarang teorema geometri, jika ditata kdalam bentuk kordisional seperti dilukiskan di atas, bersifat analisis dalam arti teknik logis, sehingga benar apriori yaitu, kebenarannya dapat dibangun melalui mesin logika formal sendiri, tanpa sebarang acuan data empiris.
Postulat dan Kebenaran
Sementara bukti geometri tidak diragukan lagi disebabkan kita dapat mengasersikan suatu proposisi secara kondisional yaitu atas kondisi bahwa postulat – postulat ditrima. Apakah tidak benar menambahkan bahwa geometri juga mengasersikan secara tidak kondisional kebenaran postulat-postulatnya dan dengan demikian, menurut hubungan deduktif antara postulat dan teorema. Jelas oleh dua aspek penting dalam perlakuan aksiomatis dalam geometri yang akan dibicarakan dengan singkat berikut ini :
Aspek pertama adalah fakta yang sangat terkenal bahwa dalam perkembangan matematika masa kini, beberapa system geometri telah dibangun yang ternyata tidak kompatibel dengan geometri Euclid dan didalamnya. Postulat geometri Euclid yang sangat mendasar  terkenal dengan postulat kesejajaran,yang mengasersikan bahwa melalui setiap titik P yang tidak pada garis / terdapat tepat satu titik garis sejajar yaitu suatu garis yang tidak memotong garis. Tipe geometri non Euclid yang pertama ini,disebut geometri hiperbolik,diketemukan pada awal tahun dua puluh  abad ke-19. Hamper bersamaan, tetapi tidak saling mempengaruhi satu sama lain, juga oleh orang Rusia N.L. Lobachevsky dan oleh seorang Hungaria J. Bolyai. Kemudian Rieman mengembangkan geometri alternatif, yang dikenal sebagai geometri eliptik, dimana aksioma kesejajaran diganti dengan postulat yang mengatakan bahwa tidak ada sembarang garis yang sejajar.
Kenyataan bahwa berbagai jenis geometri ini telah dikembangkan di dalam matematika modern jelas menunjukkan bahwa matematika tidak dapat dikatakan mengasersikan kebenaran sembarang perangkat postulat geometri khusus. Semuanya dapat dibangun oleh konsekuensi deduktif dari seperangkat postulat yang diberikan dan dengan demikian perlunya kebenaran teorema-teorema yang diakibatkan relatif pada postulat-postulat yang mendasarinya.
Aspek kedua, observasi yang serupa menunjukkan bahwa matematika tidak mengasersikan kebenaran sembarang seperangkat khusus yang mengacu pada kedudukan konsep-konsep dalam geometri. Terdapatlah dalam setiap teori aksiomatis, kemiripan yang dekat antara pelaku proposisi-proposisi  dan konsep-konsep dalam system itu. Secara analogis konsep-konsep terbagi dalam dua kelompok : konsep-konsep dasar atau primitif-primitif, dimana tidak ada definisi yang diberikan,dan yang lain-lain yang masing-masing harus didefinisikan dengan tepat dalam term-term primitive. Analogi diteruskan : tepat seperti terdapatnya tak hingga banyak, secara teori system aksioma yang sesuai untuk sebuah teori yang sama. Misalnya geometri Euclid maka secara teori terdapat tak hingga banyakpilihan yang mungkin untuk term-term primitive dalam teori  itu. Aksiomatisasi Hibert pada geometri datar  memuat enam primitif titik, garis lurus,terletak ( suatu titik pada suatu garis), antara ( sebagai relasi tiga titik pada suatu garis lurus ), kongruen untuk ruas-ruas garis, dan kungruen untuk sudut-sudut. Geometri ruang,dlam aksiomatisasi Hilbert, memerlukan dua tambahan primitive lagi, yaitu bidang dan letak titik tehadap bidang. Semua konsep geometri yang lain , seperti sudut,segitiga,lingkaran, dan sebagainya,didefinisikan dalanm term-term konsep dasar.
Sebagai konsekuensinya, geometri tidak dapat dikatakan mengasersikan kebenaran postulat-postulatya, sebab yang terakhir itu dirumuskan dalam term-term konsep tanpa sembarang makna istemewa. Dengan alasan inilah, postulat-postulat sendirian tidak membuat sembarang asersi khusus yang memungkinkan orang dapat metetapkan benar atau salah! Dalam terminologi logika modern,postulat-postulat itu bukan kalimat-kalimat, akan tetapifungsi kalmiat denan konsep-konsep primitif sebagai variable argumen. Hal ini juga menunjukkan bahwa postulat-postulat.