| Gudang artikel

Makalah Pengembangan Media Belajar

Jumat, 25 Maret 2011
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah lakuanakdidik disekolah. Halitu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam menglola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,tujan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perllu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukanmasih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkanjumlah anak didik di kelas. Meaplakasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelasadalah upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu memanfatkan beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.


PEMBAHASAN
Kata media dalam bahasa Arab diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Namun kata media ini mempunyai batasan yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar menurut  Gagne. NEA (National Education Association) memberikan batasan yang berbeda tentang media yaitu bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Dengan batasan-batasan yang ada dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu alat komunikasi, baik cetak maupun audio visual, yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima pesan dan merangsang siswa untuk belajar. Apabila media ini membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Dalam perkembangannya, istilah Media atau Media Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat peraga atau alat bantu mengajar yang berupa alat bantu visual atau alat bantu audio visual (dengar pandang) saja, melainkan terdapat hubungan dalam teori komunikasi serta pendekatan sistem dalam proses belajar mengajar dimana media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran (instruksional). Media Pendidikan ini lebih sesuai jika disebut Media Pembelajaran.

Definisi media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinyakomunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisitersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Fungsi Media Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapatdiketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.

Perangkat dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Perangkat media pembelajaran. Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan olehmaterial kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel,papan flanel, dan sebagainya.
Istilah hardware dan software tidak hanya dipakai dalam dunia komputer, tetapi juga untuk semua jenis media pembelajaran. Contoh, isi pesan yang disimpan dalam transparansi OHP, kaset audio, kaset video, film slide. Software adalah isi pesan yang disimpan dalam material, sedangkan hardware adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituangkan ke dalam material untuk dikirim kepada audien. Contoh, proyektor overhead, proyektor film, video tape recorder, proyektor slide, proyektor  filmstrip.
Klasifikasi media pembelajaran. Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2)  Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)Ibrahim. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu  benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar,  penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu,  menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,  film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa,  media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
Media Pembelajaran Dua Dimensi. Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
Media Pembelajaran Tiga Dimensi. Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu  berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit. Contoh media pembelajaran tiga dimensi yaitu : Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata, Belajar benda sebenarnya melalui specimen, Belajar melalui media tiruan, Peta timbul, Globe, Boneka dan lain-lain.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya. Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.
Contoh alat peraga :



PENUTUP
Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2)  Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)Ibrahim.
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa macam-macam media pembelajaran jumlahnya sangat banyak,Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu: Media Pembelajaran Dua Dimensi dan Media Pembelajaran Tiga Dimensi.

1. Media Pembelajaran Dua Dimensi
a. Media hasil teknologi cetak
b. Media hasil teknologi audio-visual
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer
d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan teknologi computer.
2. Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata, Belajar benda sebenarnya melalui specimen, Belajar melalui media tiruan, Peta timbul, Globe, Boneka dan lain-lain.
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a.Media auditif
b. Media visual
c. Media audio visual,terdiri dari Audio visual murni dan Audio visual tidak murni
Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat
c. Media untuk pembelajaran invidual
Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:
a. Media sederhana
b. Media komplek
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.
Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.

GEOMETRI AKSIOMATIS


Ciri khas paling utama yang membedakan matematika dari berbagai cabang sains empiris dan yang bertanggung jawab akan kemasyurannya sebagai ratunya sains. Tidak meragukan adalah keistimewaannya pada hasilnya yang perlu dan pasti. Suatu hipotesis yang berkaitan dengan “materi fakta empiris” dapat mencapai paling baik seperti yang biasa disebut memiliki probabilitas tinggi atau mempunyai derajat konfirmasi tinggi atas dasar bukti relevan yang tersedia. Tetapi, bagaimanapun baiknya hipotesis itu telah dikonfirmasikan dengan uji yang hati-hati, probabilitas yang tinggi tersebut tidak akan pernah menepis atas penolakan bahwa hipotesis itu kelak di kemudian hari berdasarkan bukti ketidakcocokannya atas metode uji yang baru. Jadi, semua teori dan hipotesis sains empiris tunduk pada ciri khas “untuk sementara waktu” yang telah dibangun dan diterima “sampai catatan selanjutnya”. Sementara teorema-teorema matematika sekali dibuktikan, sekali dibangun, untuk selama-lamanya.
            Sifat kebenaran matematika dapat dipahami melalui analisis metode dengan cara bagaimana ia dibangun. Di sini dengan singkat dapat disebutkan : cara ini adalah metode demonstrasi matematis yang terdiri atas deduksi logis proporsisi-proporsisi yang akan dibuktikan dari proporsisi-proporsisi lainnya, yang telah terlebih dahulu dibuktikan. Geometri secara historis merupakan contoh pertama kali dari disiplin matematika yang disajikan secara aksiomatis. Seperangkat postulat klasik, bagaimanapun, di mana Euclid mandasarkan sistemnya, telah terbukti ketakcukupannya untuk deduksi di atas teorema-teorema terkenal dalam apa yang disebut dengan gometri-euclid, maka postulat-postulat klasik ini telah direvisi dan ditambahkan dalam zaman modern ini, dan sekarang berbagai postulat yang cukup memadai untuk geometri Euclid, telah tersedia. Orang yang sangat dekat hubungannya dengan system Euclid barangkali adalah Hilbret.
Ketidakcukupannya Postulat-Postulat Euclid
            Tak cukupnya perangkat postulat-postulat milik Euclid adalah penggambaran suatu titik yang krusial bagi metode aksiomatis dalam matematika modern. Setelah postulat-postulat suatu teori ditetapkan, setiap proporsisi selanjutnya dalam teori itu harus dibuktikan secara eksklusif dengan metode deduksi logis dari postulat-postulat. Setiap keinginan, eksplisit atau implicit, terhadap semacam perasaan atau self-evidence, atau terhadap cirri khas gambar-gambar geometri , atau terhadap pengalaman kita terhadap benda-benda kaku dalam ruang fisik atau sejanis, amat sangat dilarang. Cara-cara demikian boleh mempunyai nilai heuristic (meneliti sendiri) dalam membimbing usaha kita untuk mencapai bukti langsung teori-teori itu, akan tetapi bukti itu sendiri harus sama sekali tidak memuat acuan yang demikian sebagai alat bantu. Hal ini penting utamanya dalam geometri, dimana apa yang biasa kita sebut intuisi hubungan geometri kita, dibantu oleh acuan gambar-gambar atau pengalaman fisik terdahulu, dapat dengan diam-diam mempengaruhi penggunaan asumsi-asumsi yamg tidak dirumuskan di dalam postulat-postulat atau tidak dapat dibuktikan dengannya.
Kepastian Matematika                                                                                                               
            Ciri khas deduksi murni dalam pembuktian matematika inilah yang membentuk dasar kepastian matematika. Apa yang dibangun oleh bukti matematis yang rigor (umpamanya proporsisi tentang jumlah sudut-sudut suatu segitiga) bukanlah kebenaran proporsisi dalam permasalahan itu melainkan pemahaman suatu kondisional yang berarti bahwa proporsisi itu pasti benar asalkan saja postulat-postulat itu benar. Dengan kata lain, bukti proposisi matematika membangun fakta bahwa yang terakhir itu adalah implikasi logis dari postulat-postulat teori yang yang dipermasalahkan. Jadi, setiap teorema matematika dapat disusun kedalam bentuk:
(P1.P2.P3…PN) ------> T
Dimana ungkapkan sebelah kiri adalah konjungsi (gabungan arsesi) dari semua postulat, lambing sebelah kanan menyajikan teorema dalam perumusan biasanya, dan panah mengungkapkan relasi implikasi logis atau kelahiran. Ketetapan cirri khas teorema matematika ini adalah penalaran tentang kepastian dan keperluan utama, disebutkan dimuka.
Ciri khas deduksi murni ialah bahwa kesimpulan yang diperoleh tidak lain hanyalah mengarsesi kembali (sejati atau tak sejati) bagian apa yang telah diungkapkan dalam premis-premis. Hal yang sama dalam semua kasus deduksi logis yang lain (dan merupakan satu-satunya metode bukti dalam matematika) adalah suatu teknik analisis konsptual : metode menyingkap asersi apa yang tersembunyi di dalam seperangkat premis yang diberikan.
Oleh karena semua bukti matematis mendasarkan secara ekslusif pada deduksi logis dari postulat-postulat tertentu, akibatnya ialah bahwa suatu teorema matematika tertentu, seperti teorema Pythagoras di dalam geometri tidak mengarsesikan apapun bahwa secara objektif atau secara teoritis baru jika dibandingkan dengan postulat-postulat tempat teorema-teorema itu diturunkan, meskipun isinya dapat saja secara psikologis baru dalam arti bahwa kita tidak menyadari atas keberadaannya secara implisit telah terkandung di dalam postulat-postulat itu.
Sifat kepastian utama matematika itu sekarang jelas : suatu teorema matematika adalah pasti relatif terhadap perangkat aksioma dari mana teorema itu diturunkan, yaitu perlu untuk benar jika dibuktikan secara rigor, mengarsesikan kembali bagian apa yang telah dipersyaratkan dalam postulat-postulat. Kebenaran jenis kordisional ini jelas berimplikasi tidak ada arsesi tentang materi fakta empiris dan dengan demikian menjadi tidak pernah terjadi pertentangan dengan sembarang penemuan empiris, bahkan pada jenis yang paling tidak diharapkan sekalipun. Kebenaran matematika adalah kepastian yang tidak dapat dipersalahkan oleh sebab ia kosong dari faktual, atau konten empiris. Dengan demikian sebarang teorema geometri, jika ditata kdalam bentuk kordisional seperti dilukiskan di atas, bersifat analisis dalam arti teknik logis, sehingga benar apriori yaitu, kebenarannya dapat dibangun melalui mesin logika formal sendiri, tanpa sebarang acuan data empiris.
Postulat dan Kebenaran
Sementara bukti geometri tidak diragukan lagi disebabkan kita dapat mengasersikan suatu proposisi secara kondisional yaitu atas kondisi bahwa postulat – postulat ditrima. Apakah tidak benar menambahkan bahwa geometri juga mengasersikan secara tidak kondisional kebenaran postulat-postulatnya dan dengan demikian, menurut hubungan deduktif antara postulat dan teorema. Jelas oleh dua aspek penting dalam perlakuan aksiomatis dalam geometri yang akan dibicarakan dengan singkat berikut ini :
Aspek pertama adalah fakta yang sangat terkenal bahwa dalam perkembangan matematika masa kini, beberapa system geometri telah dibangun yang ternyata tidak kompatibel dengan geometri Euclid dan didalamnya. Postulat geometri Euclid yang sangat mendasar  terkenal dengan postulat kesejajaran,yang mengasersikan bahwa melalui setiap titik P yang tidak pada garis / terdapat tepat satu titik garis sejajar yaitu suatu garis yang tidak memotong garis. Tipe geometri non Euclid yang pertama ini,disebut geometri hiperbolik,diketemukan pada awal tahun dua puluh  abad ke-19. Hamper bersamaan, tetapi tidak saling mempengaruhi satu sama lain, juga oleh orang Rusia N.L. Lobachevsky dan oleh seorang Hungaria J. Bolyai. Kemudian Rieman mengembangkan geometri alternatif, yang dikenal sebagai geometri eliptik, dimana aksioma kesejajaran diganti dengan postulat yang mengatakan bahwa tidak ada sembarang garis yang sejajar.
Kenyataan bahwa berbagai jenis geometri ini telah dikembangkan di dalam matematika modern jelas menunjukkan bahwa matematika tidak dapat dikatakan mengasersikan kebenaran sembarang perangkat postulat geometri khusus. Semuanya dapat dibangun oleh konsekuensi deduktif dari seperangkat postulat yang diberikan dan dengan demikian perlunya kebenaran teorema-teorema yang diakibatkan relatif pada postulat-postulat yang mendasarinya.
Aspek kedua, observasi yang serupa menunjukkan bahwa matematika tidak mengasersikan kebenaran sembarang seperangkat khusus yang mengacu pada kedudukan konsep-konsep dalam geometri. Terdapatlah dalam setiap teori aksiomatis, kemiripan yang dekat antara pelaku proposisi-proposisi  dan konsep-konsep dalam system itu. Secara analogis konsep-konsep terbagi dalam dua kelompok : konsep-konsep dasar atau primitif-primitif, dimana tidak ada definisi yang diberikan,dan yang lain-lain yang masing-masing harus didefinisikan dengan tepat dalam term-term primitive. Analogi diteruskan : tepat seperti terdapatnya tak hingga banyak, secara teori system aksioma yang sesuai untuk sebuah teori yang sama. Misalnya geometri Euclid maka secara teori terdapat tak hingga banyakpilihan yang mungkin untuk term-term primitive dalam teori  itu. Aksiomatisasi Hibert pada geometri datar  memuat enam primitif titik, garis lurus,terletak ( suatu titik pada suatu garis), antara ( sebagai relasi tiga titik pada suatu garis lurus ), kongruen untuk ruas-ruas garis, dan kungruen untuk sudut-sudut. Geometri ruang,dlam aksiomatisasi Hilbert, memerlukan dua tambahan primitive lagi, yaitu bidang dan letak titik tehadap bidang. Semua konsep geometri yang lain , seperti sudut,segitiga,lingkaran, dan sebagainya,didefinisikan dalanm term-term konsep dasar.
Sebagai konsekuensinya, geometri tidak dapat dikatakan mengasersikan kebenaran postulat-postulatya, sebab yang terakhir itu dirumuskan dalam term-term konsep tanpa sembarang makna istemewa. Dengan alasan inilah, postulat-postulat sendirian tidak membuat sembarang asersi khusus yang memungkinkan orang dapat metetapkan benar atau salah! Dalam terminologi logika modern,postulat-postulat itu bukan kalimat-kalimat, akan tetapifungsi kalmiat denan konsep-konsep primitif sebagai variable argumen. Hal ini juga menunjukkan bahwa postulat-postulat.

Macam-macam biaya

Kamis, 24 Maret 2011

a.       Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b.      Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.
c.       Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.
d.      Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

2.      Pembebanan sebagai biaya (period charged to income):
a.       Biaya produksi (product costs)
Biaya produksi adalah biaya yang langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi dilaporkan sebagai persediaan sampai dengan produk yang bersangkutan terjual. Jika produk terjual, biaya produksi yang terkandung dalam persediaan akan dibebankan sebagai biaya (expense) yang disebut harga pokok penjualan.
b.      Biaya periode (period costs)
Biaya periode adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan suatu produk. Biaya periode harus dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Contoh biaya periode adalah semua biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya keuangan.

3.      Hubungan dengan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan:
a.       Biaya dianggarkan dan standar (standard and budgeted costs)
b.      Biaya terkendali dan tak terkendali (controllable and noncontrollable costs)
c.       Biaya committed dan kebijakan (committed and discretionary fixed costs)
d.      Biaya relevan dan tak relevan (relevant and irrelevant costs)
e.       Biaya diferensial (differential costs)
f.       Biaya kesempatan (opportunity costs)
g.      Biaya batas penutupan usaha (shutdown costs)

Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan


Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan yang membicarakan biaya dalam arti luas. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan akuntansi keuangan adalah menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi keuangan hanya menyajikan sebagian elemen dari laporan laba-rugi yaitu eleman biaya.
Akuntansi biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu (1) akuntansi biaya yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dan pengendalian biaya yang biasanya disebut akuntansi biaya; dan (2) akuntansi biaya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang biasanya disebut akuntansi manajemen.
Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya/manajemen:

Akuntansi Keuangan
Ak. Manajemen/Biaya
Pemakai utama
Pihak luar
Manajemen
Lingkup informasi
Perusahaan secara keseluruhan
Bagian dari perusahaan
Fokus informasi
Historis
Historis dan masa datang
Rentang waktu
Kurang fleksibel
Fleksibel
Kriteria penyusunan informasi
Dibatasi standar akuntansi yang diterima umum
Sesuai kebutuhan manajemen
Manfaat
Untuk pengambilan keputusan oleh pihak luar
Untuk perencanaan, pengen-dalian, dan pengambilan keputusan oleh manajemen

1.2.   Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Manajemen

Akuntansi Biaya
Akuntansi Manajemen
Pihak yang membutuhkan
Manajemen dan pihak luar
Manajemen
Manfaat
Untuk penentuan harga pokok produk dan pengendalian
Untuk pengambilan keputusan.

1.3.   Pengertian dan Klasifikasi Biaya
Dalam Akuntansi Biaya dikenal dua istilah, yaitu cost (harga pokok/harga perolehan) dan expense (biaya/beban). Harga pokok adalah pengorbanan yang diukur dalam satuan uang berupa pengurangan aktiva atau terjadinya kewajiban untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang. Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis dimanfaatkan. Dalam praktik, istilah biaya digunakan untuk kedua pengertian tersebut di atas.


Klasifikasi biaya:
1.      Elemen produk (harga pokok produk):
a.       Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.
b.      Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
c.       Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.