1. Pengertian
pembelajaran IPS
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada
pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi
aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan
masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam
lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi
atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di
masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang
mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan
tentang masa lampau umat manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar IPS membahas
manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau,
sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan
yang jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh
memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu.
Secara mendasar,
pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala
tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkaitan dengan cara manusia memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya,
memamfaatkan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem
kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia
sebagai anggota masyarakat.
IPS yang juga dikenal dengan nama social studies adalah kajian mengenai
manusia dengan segala aspeknya dalam sistem kehidupan bermasyarakat. IPS
mengkaji bagaimana hubungan manusia dengan sesamanya di lingkungan sendiri,
dengan tetangga yang dekat sampai jauh. IPS juga mengkaji bagaimana manusia
bergerak dan memenuhi kebutuhanhidupnya. Dengan demikian, IPS mengkaji tentang
keseluruhan kegiatan manusia. Kompleksitas kehidupan yang akan dihadapi siswa
nantinya bukan hanya akibat tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi saja,
melainkan juga kompleksitas kemajemukan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
IPS mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan manusia
dan juga tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut.
Sebutan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata
pelajaran dalam dunia pendidikan dasar dan menengah di negara kita IPS memiliki
kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin
ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner,
multidimensional. Karakteristik ini terlihat dari perkembangan IPS sebagai mata
pelajaran di sekolah yang cakupan materinya semakin meluas. Dinamika cakupan
semacam itu dapat dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan
sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu
sosial, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan sistem
kepercayaan. Dengan cara demikian pula diharapkan pendidikan IPS terhindar dari
sifat ketinggalan zaman, di samping keberadaannya yang diharapkan tetap koheren
dengan perkembangan sosial yang terjadi.
Pusat Kurikulum mendefinisikan Ilmu Pengetahuan
Sosial sebagai integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dariaspek dan cabang-cabang
ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya (Pusat Kurikulum, 2006: 5).
IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk
membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman
masalalu yang bisa dimaknai untuk masa kini, dan antisipasi masa akan datang.
Peristiwa fakta, konsep dan generalisasiyang berkaitan dengan isu sosial
merupakan beberapa hal yang menjadi kajian IPS. Urutan kajian itu menunjukan
urutan dari bentuk yang paling kongkrit, yaitu dari peristiwa menuju
ketingkatan yang abstrak, yaitu konsep peranan peristiwa dan fakta dalam
membangun konsep dan generalisasi. Senada dengan hal itu menurut Sapriya
pengetahuan IPS hendaknya mencakup fakta, konsep, dan generalisasi. Fakta yang
digunakan a terjadi dalam kehidupan siswa, sesuai usia siswa, dan tahapan
berfikir siswa. Untuk konsep dasar IPS terutama diambil dari disiplin ilmu-ilmu
sosial, yang terkait dengan isu-isu sosial dan tema-tema yang diambil secara
multidisiplin. Contoh konsep, multikultural, lingkungan, urbanisasi,
perdamaian, dan globalisasi. Sedangkan generalisasi yang merupakan ungkapan
pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait digunakan proses
pengorganisir dan memaknai fakta dan cara hidup bermasyarakat.
2.
Tujuan
pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS (instructional objective social) adalah perilaku hasil
belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Penyelenggaraan pendidikan merupakan suatu
keseluruhan yang terangkum dalam sebuah sistem pendidikan nasional. Begitu juga
dengan pendidikan IPS pada pendidikan dasar dan mengenah merupakan suatu yang
integral dari suatu sistem pendidikan nasional pada umumnya, yang telah diatur
berdasarkan undang-undang sestem pendidikan nasional.
Dari penyelenggaraan pendidikan IPS tersebut tujuan
mata pembelajaran IPS pada umumnya adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat
dengan dasar nilai-nilai moral etik yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai
budaya bangsa serta membentuk peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan,
ketrampilan, wawasan kebangsaan, dan etika sosial, berakhlak sosial yang tinggi
Setiap guru IPS mestinya paham hakikat keterpaduan
dalam mata pelajaran IPS. Namun ternyata masih banyak guru yang memahami IPS
sebagai mata pelajaran yang terpisah sebagai ilmu sosial seperti Ekonomi,
Geografi, sosiologi dan Sejarah. Bahkan sangat mungkin di antara guru IPS yang
ada, juga kurang memahami tujuan pembelajaran IPS. Menurut Permendiknas No 22
tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan untuk:
a.
Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .
c.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Keempat tujuan mata pelajaran IPS di atas
menunjukkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan membentuk
siswa menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian IPS sebenarnya merupakan
pelajaran yang sangat penting. Terkait dengan itu maka pada bab ini akan
dibahas beberapa uraian yang terkait dengan karakteristik IPS; konsep dasar
atau konsep-konsep esensial dalam IPS; standar kompetensi dan kompetensi dasar
IPS; serta strategi perumusan tema dalam IPS.
Tujuan pengajaran pendidikan IPS mencakup tiga aspek
yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru tidak hanya menekankan
pada aspek kognitif saja tetapi aspek-aspek yang lain seperti aspek afektif dan
psikomotorik.
Tujuan kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah pada
tujuan memperoleh pengetahuan, pengertian, intelegensi, dan ketrampilan
berfikir siswa. Tujuan kognitif ini terbagi ke dalam enam kelompok besar yaitu
: pengetahuan, kemampuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesia dan evaluasi.
Tujuan afektif pembelajaran IPS adalah menekankan pada perasaan, emosi, dan
drajat penerimaan dan penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang
diberikan. Secara garis besar tujuan afektifdikelompokan kedalam lima kelompok
besar yaitu: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pengorganisasian
dan karakteristik nilai.sedangkan tujuan psikomotorik dapat dikelompokan pada
tujuh kelompok besar yaitu: pengindraan, kesiapan bertindak, respon atau
sambutan terbimbing, mekanisme atau tindakan yang otomatis, ketrampilan yang
dilakukan secara hati-hati, adaptasi dan keaslian.
0 komentar:
Posting Komentar